PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana untuk membangun dua pabrik susu yang berada di daerah Sukabumi dan Cikampek, Jawa Barat. Langkah ekspansi itu dilakukan melihat tingginya permintaan bisnis nutrisi dari domestik maupun luar negeri.
Direktur Keuangan Kalbe FArma Vidjongtius mengatakan, saat ini divisi nutrisi menyumbang pendapatan perseroan hingga mencapai 24%-25%, khususnya nutrisi produksi susu.
"Kami bangun dua pabrik susu, satu pabrik susu cair di daerah Sukabumi dan satu pabrik susu bubuk di daerah Cikampek," ujar Vidjongtius di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Untuk merealisasikan pembangunan dua pabrik susu tersebut, lanjut dia, perseroan sudah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 350-450 miliar yang bersumber dari kas internal perseroan.
Dengan rincian, pabrik susu yang di daerah Sukabumi diperkirakan membutuhkan Rp 150 miliar. Sedangkan pabrik susu yang di Cikampek akan menelan dana Rp 200 miliar- Rp 300 miliar.
Pabrik susu yang di Sukabumi akan menghabiskan lahan seluas 5 hektare(ha)-8 ha, sedangkan di Cikampek akan menghabiskan lahan seluas 5 ha. Rencana pembangnan pabrik susu yang di Sukabumi akan dilaksanakan pada kuartal IV-2013, lalu yang di Cikampek akan dibangun pada awal 2014.
"Kami perkirakan pembangunan pabrik akan terselesaikan selama 1 tahun-1,5 tahun. Jadi, pembangunan kedua pabrik akan terselesaikan di akhir 2014 atau awal tahun 2015, sudah bisa beroperasi dan juga berproduksi untuk kedua pabrik tersebut," katanya.
Peningkatan Produksi Susu
Untuk merealisasikan pembangunan pabrik susu di Sukabumi, perseroan sudah menggandeng PT PT Milko Beverage Industry dan membentuk perusahaan patungan yaitu PT Kalbe Milko Indonesia. Dalam perusahaan patungan tersebut, Kalbe Farma masih menguasai mayoritas yang mencapai 51%.
Jika pembangunan dua pabrik itu terselesaikan, produksi nutrisi susu perseroan bisa mengalami pertumbuhan hingga 2 kali lipat. Saat ini produksi susu mencapai 12 ribu ton, jikalau ada peningkatan 2 kali lipat bisa mencapai 24-25 ribu ton.
"Peningkatan produksi dari dua pabrik bisa meningkatkan ekspansi bisnis perseroan kedepannya. Bayangkan saja bisa meningkat 2 kali lipat dari yang dihasilkan sekarang yaitu bisa menjadi 24-25 ribu ton per tahunnya," tutup Vidjongtius (Dis/Ndw)
Direktur Keuangan Kalbe FArma Vidjongtius mengatakan, saat ini divisi nutrisi menyumbang pendapatan perseroan hingga mencapai 24%-25%, khususnya nutrisi produksi susu.
"Kami bangun dua pabrik susu, satu pabrik susu cair di daerah Sukabumi dan satu pabrik susu bubuk di daerah Cikampek," ujar Vidjongtius di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Untuk merealisasikan pembangunan dua pabrik susu tersebut, lanjut dia, perseroan sudah menyiapkan dana investasi sebesar Rp 350-450 miliar yang bersumber dari kas internal perseroan.
Dengan rincian, pabrik susu yang di daerah Sukabumi diperkirakan membutuhkan Rp 150 miliar. Sedangkan pabrik susu yang di Cikampek akan menelan dana Rp 200 miliar- Rp 300 miliar.
Pabrik susu yang di Sukabumi akan menghabiskan lahan seluas 5 hektare(ha)-8 ha, sedangkan di Cikampek akan menghabiskan lahan seluas 5 ha. Rencana pembangnan pabrik susu yang di Sukabumi akan dilaksanakan pada kuartal IV-2013, lalu yang di Cikampek akan dibangun pada awal 2014.
"Kami perkirakan pembangunan pabrik akan terselesaikan selama 1 tahun-1,5 tahun. Jadi, pembangunan kedua pabrik akan terselesaikan di akhir 2014 atau awal tahun 2015, sudah bisa beroperasi dan juga berproduksi untuk kedua pabrik tersebut," katanya.
Peningkatan Produksi Susu
Untuk merealisasikan pembangunan pabrik susu di Sukabumi, perseroan sudah menggandeng PT PT Milko Beverage Industry dan membentuk perusahaan patungan yaitu PT Kalbe Milko Indonesia. Dalam perusahaan patungan tersebut, Kalbe Farma masih menguasai mayoritas yang mencapai 51%.
Jika pembangunan dua pabrik itu terselesaikan, produksi nutrisi susu perseroan bisa mengalami pertumbuhan hingga 2 kali lipat. Saat ini produksi susu mencapai 12 ribu ton, jikalau ada peningkatan 2 kali lipat bisa mencapai 24-25 ribu ton.
"Peningkatan produksi dari dua pabrik bisa meningkatkan ekspansi bisnis perseroan kedepannya. Bayangkan saja bisa meningkat 2 kali lipat dari yang dihasilkan sekarang yaitu bisa menjadi 24-25 ribu ton per tahunnya," tutup Vidjongtius (Dis/Ndw)