PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) telah menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 600 miliar sepanjang Semester I 2013, atau setara 40% dari total capex tahun ini Rp 1,5 triliun.
"Kami sudah realisasikan dana capex hingga 40% di semester pertama tahun ini, dari total capex sebesar Rp 1,5 triliun di tahun ini," ujar Direktur Keuangan KLBF Vidjongtius ketika ditemui saat buka puasa bersama bareng Kalbe Farma di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Dana belanja modal tersebut, salah satunya digunakan untuk membuka beberapa cabang baru Kalbe Farma yang adai di Banjarmasin, Solo, Bali, Pontiana, Jambi dan Cirebon.
"Kami menginginkan sampai akhir tahun 6-7 cabang lagi. Tapi yang benar-benar sudah terselesaikan paling tidak baru 4-5 cabang, sisanya paling tahun depan akan terselesaikan," ungkapnya.
Perseroan kini memiliki 66 cabang yang berada di 48 kota besar di Indonesia. Dengan banyaknya cabang baru, perseroan bisa lebih meningkatkan ekspansi bisnis kedepannya.
Vidjongtius merincikan, capex sebesar Rp 1,5 triliun yang digelontorkan pada tahun ini lebih banyak dialokasikan untuk penambahan mesin sebesar 30%, sehingga bisa meningkatkan produksi pembuatan obat farmasi. Adapun sebesar 30% untuk distribusi, sebesar 20% untuk costumer healt, dan sisanya 20% untuk nutrisi. (Dis/Ndw)
"Kami sudah realisasikan dana capex hingga 40% di semester pertama tahun ini, dari total capex sebesar Rp 1,5 triliun di tahun ini," ujar Direktur Keuangan KLBF Vidjongtius ketika ditemui saat buka puasa bersama bareng Kalbe Farma di Jakarta, Kamis (25/7/2013) malam.
Dana belanja modal tersebut, salah satunya digunakan untuk membuka beberapa cabang baru Kalbe Farma yang adai di Banjarmasin, Solo, Bali, Pontiana, Jambi dan Cirebon.
"Kami menginginkan sampai akhir tahun 6-7 cabang lagi. Tapi yang benar-benar sudah terselesaikan paling tidak baru 4-5 cabang, sisanya paling tahun depan akan terselesaikan," ungkapnya.
Perseroan kini memiliki 66 cabang yang berada di 48 kota besar di Indonesia. Dengan banyaknya cabang baru, perseroan bisa lebih meningkatkan ekspansi bisnis kedepannya.
Vidjongtius merincikan, capex sebesar Rp 1,5 triliun yang digelontorkan pada tahun ini lebih banyak dialokasikan untuk penambahan mesin sebesar 30%, sehingga bisa meningkatkan produksi pembuatan obat farmasi. Adapun sebesar 30% untuk distribusi, sebesar 20% untuk costumer healt, dan sisanya 20% untuk nutrisi. (Dis/Ndw)