PT Bukit Asam (PTBA) (Persero) menjajaki proyek gasifikasi batu bara (Coal Bed Metan/CBN) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Saat ini proyek tersebut memasuki tahap pemboran sumur produksi.
Direktur Utama PT Bukit Asam, Milawarma mengatakan, wilayah pertambangan di Tanjung Enim memiliki cadangan CBM sebesar 0,8 Triliun Cubik Fet (Tcf).
Dengan kegiatan pemboran yang berlangsung, diharapkan tahun depan sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 40 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) atau setara 200 Mega watt (Mw) bahan bakar untuk pembangkit.
"Saat ini ada tiga sumur yang sedang tahap pemboran dan memasuki tahap penyelesaian sumur produksi percontohan ke 4," kata Mila di kantornya, Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Dia menambahkan saat ini pengembangan CBM tersebut dalam pola bisnis edit value. Pelaksanaan studi tengah dijajaki dengan menggandeng PT Pupuk Sriwijaya.
"Kita masih penjajakan untuk CBM. Kita penjajakan bersama Pusri, melakukan studi gasifikasi batu bara, gasnya untuk chemical, dan pupuk. Pre studi sudah selesai, nanti studi kelayakan lanjutan," tutur dia.
Mila mengaku pihaknya belum bisa menglokasikan gas dari batu bara tersebut untuk pembangkit listrik. Alasannya, saat ini pasokan gas belum stabil sehingga belum bisa memasok pembangkit.
"Karena gas ini belum konstan kita belum bisa secara masif ubah dalam bentuk listrik. Ini belum produksi masih konstruksi, tiga lobang masih flaring, yang jelas tekanan cukup bagus," pungkas dia. (Pew/Nur)
Direktur Utama PT Bukit Asam, Milawarma mengatakan, wilayah pertambangan di Tanjung Enim memiliki cadangan CBM sebesar 0,8 Triliun Cubik Fet (Tcf).
Dengan kegiatan pemboran yang berlangsung, diharapkan tahun depan sudah mulai berproduksi dengan kapasitas 40 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) atau setara 200 Mega watt (Mw) bahan bakar untuk pembangkit.
"Saat ini ada tiga sumur yang sedang tahap pemboran dan memasuki tahap penyelesaian sumur produksi percontohan ke 4," kata Mila di kantornya, Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Dia menambahkan saat ini pengembangan CBM tersebut dalam pola bisnis edit value. Pelaksanaan studi tengah dijajaki dengan menggandeng PT Pupuk Sriwijaya.
"Kita masih penjajakan untuk CBM. Kita penjajakan bersama Pusri, melakukan studi gasifikasi batu bara, gasnya untuk chemical, dan pupuk. Pre studi sudah selesai, nanti studi kelayakan lanjutan," tutur dia.
Mila mengaku pihaknya belum bisa menglokasikan gas dari batu bara tersebut untuk pembangkit listrik. Alasannya, saat ini pasokan gas belum stabil sehingga belum bisa memasok pembangkit.
"Karena gas ini belum konstan kita belum bisa secara masif ubah dalam bentuk listrik. Ini belum produksi masih konstruksi, tiga lobang masih flaring, yang jelas tekanan cukup bagus," pungkas dia. (Pew/Nur)