Untuk meredam lonjakan harga daging sapi, pemerintah sedang melakukan impor sapi siap potong dari Australia sebanyak 1.478 ekor sapi.
Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Banun Harpini menyebutkan awalnya terdapat, 1.600 ekor sapi yang ingin diimpor namun karena ada sapi yang tidak lolos uji, sapi yang berhasil diimpor menjadi sebanyak 1478 ekor.
"Diperkirakan 1.600 ekor, tapi tidak lolos seleksi sehingga yang bisa diangkut 1.478 ekor," kata Banun di Kantornya, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Menurut Banun, sapi-sapi itu akan tiba di Indonesia melalui pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa (31/7/2103) besok. Meski sudah masuk pelabuhan, sapi tersebut tetap dalam pengawasan dari dokter hewan dari Kementerian Pertanian. Hal ini dilakukan guna menjaga kualitas dan kesehatan sapi.
"Sapi siap potong ini kami telah mengirimkan dokter hewan, sejak tanggal 20 Juli, disana dokter hewan tersebut melakukan karantina di negara asal, antara lain konfimasi pemerintah Indonesia bahwa tidak ada vaksinasi, tidak ada penyuntikan hormon dan antibiotik, itu sudah kami lakukan dengan otoritas Austaralia. Inspeksi fisik, sebelum sapi dimasukan ke kapal, pemeriksaan ini akan menunjukkan kriteria sapi," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Pertanian juga membantah daging beku asal Australia yang diimpor oleh Perum Bulog mengandung hormon pertumbuhan. Pasalnya Kementerian Pertanian telah melakukan penagawasan dengan ketat terhadap daging tersebut. (Pew/Ndw)
Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian, Banun Harpini menyebutkan awalnya terdapat, 1.600 ekor sapi yang ingin diimpor namun karena ada sapi yang tidak lolos uji, sapi yang berhasil diimpor menjadi sebanyak 1478 ekor.
"Diperkirakan 1.600 ekor, tapi tidak lolos seleksi sehingga yang bisa diangkut 1.478 ekor," kata Banun di Kantornya, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Menurut Banun, sapi-sapi itu akan tiba di Indonesia melalui pintu masuk Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Selasa (31/7/2103) besok. Meski sudah masuk pelabuhan, sapi tersebut tetap dalam pengawasan dari dokter hewan dari Kementerian Pertanian. Hal ini dilakukan guna menjaga kualitas dan kesehatan sapi.
"Sapi siap potong ini kami telah mengirimkan dokter hewan, sejak tanggal 20 Juli, disana dokter hewan tersebut melakukan karantina di negara asal, antara lain konfimasi pemerintah Indonesia bahwa tidak ada vaksinasi, tidak ada penyuntikan hormon dan antibiotik, itu sudah kami lakukan dengan otoritas Austaralia. Inspeksi fisik, sebelum sapi dimasukan ke kapal, pemeriksaan ini akan menunjukkan kriteria sapi," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Pertanian juga membantah daging beku asal Australia yang diimpor oleh Perum Bulog mengandung hormon pertumbuhan. Pasalnya Kementerian Pertanian telah melakukan penagawasan dengan ketat terhadap daging tersebut. (Pew/Ndw)