Sukses

RI Masih Butuh 3 Kilang Pengolahan Minyak Mentah

Indonesia harus membangun minimal tiga kilang minyak dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional.

Pemerintah memperkirakan Indonesia harus membangun minimal tiga kilang minyak dalam rangka memperkuat ketahanan energi nasional.

Proyek kilang minyak mentah yang rencananya akan mulai dibangun pada tahun depan harus menggunakan uang rakyat dan dari investasi pihak swasta.   

"Kalau melihat kebutuhannya, Indonesia perlu dua sampai tiga kilang minyak ke depan. Lokasinya bisa di mana saja yang penting kawasan Indonesia," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Senin (29/7/2013) malam.

Kilang minyak tersebut, menurut dia, akan dimiliki negara dan pihak swasta. "Jadi nantinya ada dua pabrik yang berbeda, dan dua kilang berbeda (pemerintah dan swasta). Bukan satu kilang untuk dua pemilik," ujarnya.

Setiap kilang, lanjut Bambang, mempunyai kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari. Sehingga soal anggaran investasi, baik pemerintah maupun swasta harus menggelontokan dana masing-masing untuk pembangunan kilang.

"Kalau kilang minyak buatan pemerintah, investasi harus semuanya dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tapi kalau milik swasta, dananya juga dari mereka," jelasnya.

Dia mengaku, kebutuhan investasi untuk menggarap satu kilang minyak mentah tidak mencapai sekitar US$ 10 miliar-US$ 15 miliar. "Seingat saya tidak sampai segitu besar," ucap dia.

Soal investor asal Irak dan dua perusahaan berbasis di Timur Tengah, yakni Aramco dan Kuwait Petroleum yang 'ngebet' membangun proyek kilang minyak di Tanah Air masih menunggu kesepakatan insentif dari pemerintah Indonesia.

Sebelumnya Aramco dan Kuwait Petroleum mengajukan permintaan fasilitas insentif tax holiday selama 18 tahun. Pasalnya dua perusahaan ini berencana menanamkan modalnya sekitar US$ 9 miliar-US$ 10 miliar.

"Mereka kan boleh ikut tender, nanti kami akan bandingkan insentif yang mereka minta dengan orang lain. Apakah insentif dia yang paling menguntungkan buat Indonesia atau tidak," papar Bambang.

Pemerintah sendiri sampai saat ini tengah melakukan upaya relaksasi insentif berupa tax holiday dan tax allowance. Dia berharap, kebijakan relaksasi ini sudah bisa rampung pada akhir 2013.   

Sekadar informasi, PT Pertamina (Persero) kini tercatat hanya memiliki enam unit kilang minyak yang memiliki kapasitas 1,05 juta barel per hari (bph). Kilang-kilang tersebut sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Padahal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berdiri sejak 10 Desember 1957.

Keenam kilang milik Pertamina yaitu Kilang Dumai, Kilang plaju, Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Balongan dan Kilang Sorong. Dari total kapasitas kilang tersebut, hanya mampu memproduksi minyak sebanyak 700 ribu-800 ribu bph.

Sementara, konsumsi bahan bakar minyak Indonesia saat ini mencapai 1,5 juta-1,6 juta bph dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu membuat jumlah impor minyak dan BBM Indonesia terus tumbuh setiap tahunnya. (Fik/Nur)