Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan telah menunjuk Capt Asep Eka Nugraha sebagai Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, menggantikan Rudy Setyopurnomo.
Langkah itu diambil karena kinerja perusahaan tak juga membaik setelah dipimpin oleh Rudy Setyopurnomo, yang menjabat Dirut Merpati sejak 11 Mei 2012. Penggantian Dirut Merpati tersebut ditetapkan melalui surat Menteri BUMN Dahlan Iskan bernomor SK-317/MBU/2013.
Saat dikonfirmasi, Dahlan mengungkapkan penggantian bos Merpati merupakan permintaan dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Menurut dia, PPA menilai selama ini penyerahan Merpati dilakukan tidak secara penuh. Sebab itu kali ini, BUMN menyerahkan Merpati sepenuhnya hingga pergantian direksi.
"PPA mengeluh tapi tidak sepenuhnya saya nggak mau lagi dibilang kayak gitu, termasuk menyerahkan sepenuhnya. Dia minta diganti ya diganti," ujar dia.
Lalu siapakah Asep Eka Nugraha?
Seperti dikutip dari situs resmi Merpati, Capt. Asep Eka Nugraha bukanlah orang baru di Merpati. Dia memulai karirnya sebagai penerbang di Merpati pada 1990, kemudian dilantik sebagai EVP Operational DO Merpati pada 2010.Â
Sebelum jadi EVP Operational (Direktur Operasi) Merpati, Asep sebelumnya beliau sempat menjabat sebagai Managing Director di Strategic Business Unit Merpati Training Center (MTC) dan Pembina Komite Performance Management System (PMS) di Merpati.
Pada pertengahan Februari lalu, Asep menyatakan mundur dari maskapai penerbangan plat merah tersebut.
Saat itu Asep menyebutkan ada empat alasan kenapa dia memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pertama, alat produksi semakin berkurang yang mengakibatkan berkurangnya pemasukan dan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban kepada pihak ketiga, termasuk dalam melaksanakan perawatan terhadap alat produksi yang tersisa.
Kedua, gerakan ketidakpercayaan kepada manajemen telah meluas di kalangan karyawan dan sudah merambat ke ranah operasional.
Ketiga, upaya Asep sebagai Direktur Operasi untuk memperbaiki keadaan ditanggapi dengan arogansi yang mengakibatkan terjadinya perombakan jajaran manajemen di Direktorat Operasi tanpa mempertimbangkan efek dari tindakan tersebut.
Keempat, kondisi perusahaan semakin buruk bukan karena karyawan kurang bekerja keras. Tapi justru disebabkan karena penghargaan yang mereka dapatkan setelah bekerja keras tidak sebanding dengan harapan karyawan. Akibatnya terjadi penurunan kepedulian terhadap performa perusahaan.
Atas sebab itu, Asep merasa tidak bisa memberikan peran dalam proses perbaikan perusahaan karena kewenangan yang terbatas. Efeknya, Asep menyatakan mundur dari Merpati terhitung sejak 13 Februari 2013
Kini Asep mendapat kepercayaan untuk memimpin Merpati yang terlilit utang hingga triliunan rupiah. Setelah kembali ke Merpati, akankah Asep mampu membawa merpati kembali bangkit? Mari kita tunggu gebrakan Asep selanjutnya. (Ndw/*)
Langkah itu diambil karena kinerja perusahaan tak juga membaik setelah dipimpin oleh Rudy Setyopurnomo, yang menjabat Dirut Merpati sejak 11 Mei 2012. Penggantian Dirut Merpati tersebut ditetapkan melalui surat Menteri BUMN Dahlan Iskan bernomor SK-317/MBU/2013.
Saat dikonfirmasi, Dahlan mengungkapkan penggantian bos Merpati merupakan permintaan dari Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Menurut dia, PPA menilai selama ini penyerahan Merpati dilakukan tidak secara penuh. Sebab itu kali ini, BUMN menyerahkan Merpati sepenuhnya hingga pergantian direksi.
"PPA mengeluh tapi tidak sepenuhnya saya nggak mau lagi dibilang kayak gitu, termasuk menyerahkan sepenuhnya. Dia minta diganti ya diganti," ujar dia.
Lalu siapakah Asep Eka Nugraha?
Seperti dikutip dari situs resmi Merpati, Capt. Asep Eka Nugraha bukanlah orang baru di Merpati. Dia memulai karirnya sebagai penerbang di Merpati pada 1990, kemudian dilantik sebagai EVP Operational DO Merpati pada 2010.Â
Sebelum jadi EVP Operational (Direktur Operasi) Merpati, Asep sebelumnya beliau sempat menjabat sebagai Managing Director di Strategic Business Unit Merpati Training Center (MTC) dan Pembina Komite Performance Management System (PMS) di Merpati.
Pada pertengahan Februari lalu, Asep menyatakan mundur dari maskapai penerbangan plat merah tersebut.
Saat itu Asep menyebutkan ada empat alasan kenapa dia memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pertama, alat produksi semakin berkurang yang mengakibatkan berkurangnya pemasukan dan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban kepada pihak ketiga, termasuk dalam melaksanakan perawatan terhadap alat produksi yang tersisa.
Kedua, gerakan ketidakpercayaan kepada manajemen telah meluas di kalangan karyawan dan sudah merambat ke ranah operasional.
Ketiga, upaya Asep sebagai Direktur Operasi untuk memperbaiki keadaan ditanggapi dengan arogansi yang mengakibatkan terjadinya perombakan jajaran manajemen di Direktorat Operasi tanpa mempertimbangkan efek dari tindakan tersebut.
Keempat, kondisi perusahaan semakin buruk bukan karena karyawan kurang bekerja keras. Tapi justru disebabkan karena penghargaan yang mereka dapatkan setelah bekerja keras tidak sebanding dengan harapan karyawan. Akibatnya terjadi penurunan kepedulian terhadap performa perusahaan.
Atas sebab itu, Asep merasa tidak bisa memberikan peran dalam proses perbaikan perusahaan karena kewenangan yang terbatas. Efeknya, Asep menyatakan mundur dari Merpati terhitung sejak 13 Februari 2013
Kini Asep mendapat kepercayaan untuk memimpin Merpati yang terlilit utang hingga triliunan rupiah. Setelah kembali ke Merpati, akankah Asep mampu membawa merpati kembali bangkit? Mari kita tunggu gebrakan Asep selanjutnya. (Ndw/*)