Persaingan maskapai penerbangan di seluruh dunia kian memanas dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian menurut laporan perusahaan teknologi penerbangan global Amadeus, industri penerbangan di kawasan Timur Tengah diketahui memiliki tingkat persaingan paling kecil.
Seperti dilansir dari Arabian Business, Kamis (1/8/2013), sebanyak 50% rute penerbangan di kawasan tersebut hanya dioperasikan oleh satu atau dua maskapai saja. Laporan global tersebut juga menunjukkan hanya 10% dari total rute di kawasan tersebut yang dikelola lima atau lebih maskapai. Jumlah tersebut masih berada di bawah rata-rata global sebesar 18,2%.
Masih dari data penelitian yang sama, sebanyak empat maskapai bersaing memenangkan 16% rute penerbangan di kawasan Timur Tengah. Sementara itu 24% rute lain diperebutkan tiga maskapai, dan 28% dikelola dua maskapai. Sementara 22% rute penerbangan didominasi satu maskapai saja. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 11,7%.
Berbeda jauh dengan Timur Tengah, Asia justru tercatat sebagai kawasan yang memiliki industri penerbangan paling kompetitif. Sebanyak 49% rutenya dioperasikan oleh sedikitnya empat maskapai.
Seluruh maskapai di Timur Tengah dilaporkan mengalami peningkatan penumpang dari 97 juta orang pada 2011 menjadi 99 juta di tahun berikutnya. Meski ramai penumpang, industri penerbangan di kawasan ini seringkali dihambat oleh pemerintah yang memiliki sebagian besar maskapai di sana. Di kebanyakan negara-negara di wilayah teluk, hanya dua atau tiga maskapai yang berbasis di ibukotanya masing-masing.
Sementara itu, dengan 680 juta penumpang pada 2012, tingkat kompetisi industri penerbangan Eropa masih terhitung rendah. Dari laporan serupa dapat diketahui bahwa sekitar 45% rute penerbangannya dioperasikan hanya oleh satu atau dua maskapai.
Namun secara global, industri penerbangan memang semakin kompetitif dalam tiga tahun terakhir.
Secara global, persentarse lalu lintas udara yang dioperasikan satu atau dua maskapai tercatat menurun 2% setiap tahunnya dari 39% pada 2010 menjadi 35% pada 2012. Saat ini, persentase perjalanan udara dengan empat atau lebih maskapai yang bersaing juga meningkat secara konsisten dari 35% pada 2010 menjadi 38% pada 2012.(Sis/Shd)
Seperti dilansir dari Arabian Business, Kamis (1/8/2013), sebanyak 50% rute penerbangan di kawasan tersebut hanya dioperasikan oleh satu atau dua maskapai saja. Laporan global tersebut juga menunjukkan hanya 10% dari total rute di kawasan tersebut yang dikelola lima atau lebih maskapai. Jumlah tersebut masih berada di bawah rata-rata global sebesar 18,2%.
Masih dari data penelitian yang sama, sebanyak empat maskapai bersaing memenangkan 16% rute penerbangan di kawasan Timur Tengah. Sementara itu 24% rute lain diperebutkan tiga maskapai, dan 28% dikelola dua maskapai. Sementara 22% rute penerbangan didominasi satu maskapai saja. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 11,7%.
Berbeda jauh dengan Timur Tengah, Asia justru tercatat sebagai kawasan yang memiliki industri penerbangan paling kompetitif. Sebanyak 49% rutenya dioperasikan oleh sedikitnya empat maskapai.
Seluruh maskapai di Timur Tengah dilaporkan mengalami peningkatan penumpang dari 97 juta orang pada 2011 menjadi 99 juta di tahun berikutnya. Meski ramai penumpang, industri penerbangan di kawasan ini seringkali dihambat oleh pemerintah yang memiliki sebagian besar maskapai di sana. Di kebanyakan negara-negara di wilayah teluk, hanya dua atau tiga maskapai yang berbasis di ibukotanya masing-masing.
Sementara itu, dengan 680 juta penumpang pada 2012, tingkat kompetisi industri penerbangan Eropa masih terhitung rendah. Dari laporan serupa dapat diketahui bahwa sekitar 45% rute penerbangannya dioperasikan hanya oleh satu atau dua maskapai.
Namun secara global, industri penerbangan memang semakin kompetitif dalam tiga tahun terakhir.
Secara global, persentarse lalu lintas udara yang dioperasikan satu atau dua maskapai tercatat menurun 2% setiap tahunnya dari 39% pada 2010 menjadi 35% pada 2012. Saat ini, persentase perjalanan udara dengan empat atau lebih maskapai yang bersaing juga meningkat secara konsisten dari 35% pada 2010 menjadi 38% pada 2012.(Sis/Shd)