Untuk memprediksi harga barang atau jasa, sesuai dengan landasan ekonomi Amerika Serikat (AS), jumlah permintaan dan pasokan harus menjadi indikator utama. General Manager di Cleveland Browns dan mantan analis di NFL Network, Michael Lombardi mencoba menerapkan landasan ekonomi tersebut guna mengukur harga emas.
Seperti dilansir dari Profit Confidential, Jumat (2/8/2013), dari segi permintaan, permintaan emas dari China terus meningkat. Bahkan Managing Director of Investment di World Gold Council (WGC) Marcus Grubb mengatakan, untuk pertama kalinya, China bisa menjadi konsumen emas terbesar dunia tahun ini.
Hal tersebut akan didorong permintaan investasi dan perhiasan di negaranya. Perhiasan emas akan menjadi segmen permintaan terbesar secara keseluruhan dalam bentuk fisik. Meski demikian, investasi emas akan berkembang paling cepat.
World Gold Council memprediksi permintaan emas di China akan naik menjadi 950 ton-1.000 ton pada 2013.
Seperti halnya China, permintaan logam mulia di India juga terhitung kuat. Kondisi ini tetap terjadi meski pemerintah dan Bank Sentral India berupaya membatasi impor emas ke dalam negeri.
Upaya pemerintah ini memunculkan cara baru dalam sistem perekonomian India, yaitu penyelundupan. Pada kuartal II 2013, emas batangan senilai 270 juta rupee disita dari para penyelundup. Kasus penyelundupan emas ini meningkat 10 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Menurut departemen anti penyelundupan dari Central Board of Excise and Customs, penyelundupan emas meingkat menjadi 205 kasus dari hanya 21 kasus pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan kegiatan penyelundupan emas di India lebih dari cukup untuk menunjukkan tingginya permintaan logam mulia di sana.
Sementara dari segi pasokan, mengingat anjloknya harga emas, pihak penambang telah memangkas pengeluarannya untuk eksplorasi emas dalam jumlah lebih banyak.
Tengok saja, raksasa pertambangan emas seperti Agnico-Eagle Mines Limited yang sudah mulai memangkas anggaran eksplorasinya. Tahun ini Agnico-Eagle bahkan dikabarkan akan memangkas anggarannya hingga hanya tersisa US$ 50 juta saja. Jumlah tersebut merupakan yang terendah sepanjang sejarah perusahaan.
Langkah serupa juga sudah mulai dilakukan beberapa perusahaan tambang emas raksasa lainnya.
Membandingkan paparan diatas, jumlah permintaan emas secara jelas meningkat sementar prospek pasokan tengah mengalami penurunan.
Maka mengacu pada landasan ekonomi yang paling mendasar, harga emas diprediksi akan naik.
Saat ini Anda dapat melihat terlalu banyak sentimen negatif terhadap emas. Maka saat pandangan investor terhadap emas semakin negatif, harga investasinya justru akan bergerak bertentangan. (Sis/Ndw)
Seperti dilansir dari Profit Confidential, Jumat (2/8/2013), dari segi permintaan, permintaan emas dari China terus meningkat. Bahkan Managing Director of Investment di World Gold Council (WGC) Marcus Grubb mengatakan, untuk pertama kalinya, China bisa menjadi konsumen emas terbesar dunia tahun ini.
Hal tersebut akan didorong permintaan investasi dan perhiasan di negaranya. Perhiasan emas akan menjadi segmen permintaan terbesar secara keseluruhan dalam bentuk fisik. Meski demikian, investasi emas akan berkembang paling cepat.
World Gold Council memprediksi permintaan emas di China akan naik menjadi 950 ton-1.000 ton pada 2013.
Seperti halnya China, permintaan logam mulia di India juga terhitung kuat. Kondisi ini tetap terjadi meski pemerintah dan Bank Sentral India berupaya membatasi impor emas ke dalam negeri.
Upaya pemerintah ini memunculkan cara baru dalam sistem perekonomian India, yaitu penyelundupan. Pada kuartal II 2013, emas batangan senilai 270 juta rupee disita dari para penyelundup. Kasus penyelundupan emas ini meningkat 10 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Menurut departemen anti penyelundupan dari Central Board of Excise and Customs, penyelundupan emas meingkat menjadi 205 kasus dari hanya 21 kasus pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan kegiatan penyelundupan emas di India lebih dari cukup untuk menunjukkan tingginya permintaan logam mulia di sana.
Sementara dari segi pasokan, mengingat anjloknya harga emas, pihak penambang telah memangkas pengeluarannya untuk eksplorasi emas dalam jumlah lebih banyak.
Tengok saja, raksasa pertambangan emas seperti Agnico-Eagle Mines Limited yang sudah mulai memangkas anggaran eksplorasinya. Tahun ini Agnico-Eagle bahkan dikabarkan akan memangkas anggarannya hingga hanya tersisa US$ 50 juta saja. Jumlah tersebut merupakan yang terendah sepanjang sejarah perusahaan.
Langkah serupa juga sudah mulai dilakukan beberapa perusahaan tambang emas raksasa lainnya.
Membandingkan paparan diatas, jumlah permintaan emas secara jelas meningkat sementar prospek pasokan tengah mengalami penurunan.
Maka mengacu pada landasan ekonomi yang paling mendasar, harga emas diprediksi akan naik.
Saat ini Anda dapat melihat terlalu banyak sentimen negatif terhadap emas. Maka saat pandangan investor terhadap emas semakin negatif, harga investasinya justru akan bergerak bertentangan. (Sis/Ndw)