PT Weda Bay Nickel, anak usaha Eramet Nickel, berencana menanamkan investasinya di Halmahera Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar US$ 5,5 miliar. Investasi ini diharapkan mempercepat pembangunan perekonomian di kawasan timur Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, perusahaan pertambangan asal Prancis tersebut berencana membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) mineral di Halmahera. Keberadaan pabrik ini akan membuka lapangan kerja, dengan menyerap 3.500 tenaga kerja.
"Eramet, wedaby ini investasi US$ 5 miliar, lapangan kerja 3.500 smelter final sampai logam," kata Jero,
usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis di Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Dalam merealisasikan investasi tersebut, Jero mengaku telah memberikan syarat kepada Weda Bay agar menggunakan tenaga kerja lokal yang berasal dari Indonesia Bagian Timur.
 "Saya persyaratkan karyawan 3.500 sebanyak mungkin 90% orang timur, training center dibuat di Makasar dan Kupang, kalau sudah siap bekerja kita turunkan ke Halmahera," tegas dia.
Jero mengaku belum seluruh item investasi disepakati. Namun dia memastikan keberadaan investasi dapat mendorong pembangunan di kawasan Indonesia bagian Timur.
"Dari 6 item 4 sudah disepakati, saya punya keinginan keyakinan padda proyek ini, karena besar manfaatnya untuk pembanguna Indonesia timur," pungkasnya.
Sebagai informasi, recana investasi tersebut dibahas dalam pertemuan Menteri ESDM dengan Kementerian Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
Dalam kesempatan tersebut Fabius juga mempertanyakan nasib perpanjangan kontrak Total di blok Mahakam. (Pew/Nur)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, perusahaan pertambangan asal Prancis tersebut berencana membangun pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) mineral di Halmahera. Keberadaan pabrik ini akan membuka lapangan kerja, dengan menyerap 3.500 tenaga kerja.
"Eramet, wedaby ini investasi US$ 5 miliar, lapangan kerja 3.500 smelter final sampai logam," kata Jero,
usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis di Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Dalam merealisasikan investasi tersebut, Jero mengaku telah memberikan syarat kepada Weda Bay agar menggunakan tenaga kerja lokal yang berasal dari Indonesia Bagian Timur.
 "Saya persyaratkan karyawan 3.500 sebanyak mungkin 90% orang timur, training center dibuat di Makasar dan Kupang, kalau sudah siap bekerja kita turunkan ke Halmahera," tegas dia.
Jero mengaku belum seluruh item investasi disepakati. Namun dia memastikan keberadaan investasi dapat mendorong pembangunan di kawasan Indonesia bagian Timur.
"Dari 6 item 4 sudah disepakati, saya punya keinginan keyakinan padda proyek ini, karena besar manfaatnya untuk pembanguna Indonesia timur," pungkasnya.
Sebagai informasi, recana investasi tersebut dibahas dalam pertemuan Menteri ESDM dengan Kementerian Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
Dalam kesempatan tersebut Fabius juga mempertanyakan nasib perpanjangan kontrak Total di blok Mahakam. (Pew/Nur)