Menteri Perindustrian MS Hidayat optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai akhir tahun 2013 nanti akan mencapai paling tidak 6% dari target yang ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 6,3%.
"Saya tetap optimis karena konsumsi kita tetap tinggi, sehingga produksi tetap bertambah, investasi belum ada yang dibatalkan, paling hanya di-delay," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Minggu (4/8/2013).
Menurut Hidayat, faktor investasi di dalam negeri akan berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena hal tersebut akan meredam masuknya produk-produk luar negeri yang banyak masuk ke Indonesia. Rencana penanaman investasi di dalam negeri sendiri, tidak akan terjadi pembatalan karena pemerintah menyakinkan Indonesia merupakan tempat berinvestasi yang cocok untuk jangka panjang.
Meski diakui Hidayat, saat ini telah ada beberapa investor yang melakukan penundaan rencana investasinya. Namun hal tersebut diyakini tidak sampai pada pembatalan.
"(Investor) menunggu situasi tetapi saya tetap mendorong mereka, yang harus kita waspadai hanya invasi produk. Mereka melihat situasi seperti melihat rupiah kita, terus inflasi yang tinggi, mereka mau melihat apakah daya beli tetap akan naik, tetapi tidak masalah itu," lanjutnya.
Selain itu, Hidayat juga optimis karena Badan Pusat Logistik (BPS) mencatat terjadinya pertumbuhan produksi industri manufaktur skala besar dan sedang serta industri manufaktur mikro dan kecil yang pada triwulan II 2013 meningkat dibanding triwulan I 2013.
"BPS mencatat industri manufaktur masih 6,6%, memang pertumbuhan PDB diprediksi 5,9%, tetapi dunia usaha Indonesia dan pemerintah bertekad minimalnya 6%, karena kita mau menyangga tenaga kerja, kalau pertumbuhannya turun, kesempatan kerja jadi kurang," tandasnya.(Dny/Shd)
"Saya tetap optimis karena konsumsi kita tetap tinggi, sehingga produksi tetap bertambah, investasi belum ada yang dibatalkan, paling hanya di-delay," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Minggu (4/8/2013).
Menurut Hidayat, faktor investasi di dalam negeri akan berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi karena hal tersebut akan meredam masuknya produk-produk luar negeri yang banyak masuk ke Indonesia. Rencana penanaman investasi di dalam negeri sendiri, tidak akan terjadi pembatalan karena pemerintah menyakinkan Indonesia merupakan tempat berinvestasi yang cocok untuk jangka panjang.
Meski diakui Hidayat, saat ini telah ada beberapa investor yang melakukan penundaan rencana investasinya. Namun hal tersebut diyakini tidak sampai pada pembatalan.
"(Investor) menunggu situasi tetapi saya tetap mendorong mereka, yang harus kita waspadai hanya invasi produk. Mereka melihat situasi seperti melihat rupiah kita, terus inflasi yang tinggi, mereka mau melihat apakah daya beli tetap akan naik, tetapi tidak masalah itu," lanjutnya.
Selain itu, Hidayat juga optimis karena Badan Pusat Logistik (BPS) mencatat terjadinya pertumbuhan produksi industri manufaktur skala besar dan sedang serta industri manufaktur mikro dan kecil yang pada triwulan II 2013 meningkat dibanding triwulan I 2013.
"BPS mencatat industri manufaktur masih 6,6%, memang pertumbuhan PDB diprediksi 5,9%, tetapi dunia usaha Indonesia dan pemerintah bertekad minimalnya 6%, karena kita mau menyangga tenaga kerja, kalau pertumbuhannya turun, kesempatan kerja jadi kurang," tandasnya.(Dny/Shd)