Usai ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Capt Asep Eka Nugraha mengaku sulit mengembalikan Merpati sebagai maskapai penerbangan yang menguntungkan.
Pesimisme itu disampaikan karena utang perusahaan saat ini sudah menyentuh Rp 6,5 triliun dan masih mungkin bertambah bila tidak diimbangi operasional yang efektif dan efisien.
"Realistis lah, kita tidak akan mampu untuk itu tanpa ada restrukturisasi dan revitalisasi," tegasnya di kantor Merpati di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Untuk itu, dirinya akan membagi dua tugas para direksinya untuk mampu fokus dalam percepatan proses restrukturisasi dan revitalisasi tersebut.
"Saya dengan Pak Daulat (mengurusi) permasalahan tentang restrukturisasi dan revitalisasi , sementara Pak Haryo saya fokuskan untuk maintaining operasional existing," jelasnya.
Namun, demi menunjukkan kinerjanya untuk setidaknya membantu proses restrukturisasi, Asep mengaku telah memiliki program khusus yang ditargetkan paling tidak untuk satu tahun ke depan.
"Apakah ada beban target? Tidak disebutkan tetapi kita miliki. Kita mempunyai program 0-6 bulan pertama dan 6-12. Masalah besarnya menghadang. Ke depan kami akan revisi RKAP-nya. Jadi memang kertas kerjanya banyak dan berat. Tetapi kuncinya fokus," papar Asep. (Yas/Shd)
Pesimisme itu disampaikan karena utang perusahaan saat ini sudah menyentuh Rp 6,5 triliun dan masih mungkin bertambah bila tidak diimbangi operasional yang efektif dan efisien.
"Realistis lah, kita tidak akan mampu untuk itu tanpa ada restrukturisasi dan revitalisasi," tegasnya di kantor Merpati di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Untuk itu, dirinya akan membagi dua tugas para direksinya untuk mampu fokus dalam percepatan proses restrukturisasi dan revitalisasi tersebut.
"Saya dengan Pak Daulat (mengurusi) permasalahan tentang restrukturisasi dan revitalisasi , sementara Pak Haryo saya fokuskan untuk maintaining operasional existing," jelasnya.
Namun, demi menunjukkan kinerjanya untuk setidaknya membantu proses restrukturisasi, Asep mengaku telah memiliki program khusus yang ditargetkan paling tidak untuk satu tahun ke depan.
"Apakah ada beban target? Tidak disebutkan tetapi kita miliki. Kita mempunyai program 0-6 bulan pertama dan 6-12. Masalah besarnya menghadang. Ke depan kami akan revisi RKAP-nya. Jadi memang kertas kerjanya banyak dan berat. Tetapi kuncinya fokus," papar Asep. (Yas/Shd)