Jelang Hari Raya Idul Fitri, kegiatan pengiriman paket barang melalui jasa pengiriman berangsur mulai berkurang. Berbeda saat awal bulan Ramadhan lalu, pengiriman kini dipenghujung bulan puasa ini justru cenderung sepi.
Roni Romansyah, Sales Counter Officer JNE Kantor Perwakilan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, menuturkan lesunya aktifitas pengiriman paket kiriman ini terjadi seiring berkurangnya kegiatan jual beli pakaian ke daerah-daerah di luar Jakarta. Sebagai informasi, kantor Roni memang berdekatan dengan pusat perbelanjaan Tanah Abang.
"Disini kan biasanya kita banyak melayani paket-paket baju yang dikirim dari Tanah Abang ke daerah di luar Jakarta, tetapi sekarang banyak yang sudah libur sekarang mulai sepi, sejak 3 hari lalu," jelasnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Meskipun mulai sepi di akhir Puasa, omset pengiriman barang selama bulan Ramadhan mencatat peningkatan sekitar 50%-60%. Bila omzet pada bulan normal hanya sekitar Rp 150 juta, tetapi pada bulan puasa justru melonjak hingga Rp 250 juta per bulan. "Tiap tahun pas bulan puasa pasti ramai. Kalau normalnya sehari itu kita melayani pengiriman sekitar 6 ribu paket, tapi bulan Ramadhan ini bisa sampai 8-10 ribu paket. Pengiriman banyak ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan ke pulau Kalimantan," katanya.
Roni mengakui, proses pengiriman barang selama Puasa yang selama ini menggunakan pesawat terbang senantiasa menghadapi kendala. Hal itu dipicu pengurangan kuota untuk kapasitas barang paket kiriman di pesawat. "Kami kan masih menggunakan pesawat komersil dalam proses pengirimannya, jadi sekarang yang lebih diprioritaskan itu untuk kapasitas penumpang mudik," jelasnya.
Pembatasan berdampak pada estimasi waktu pengiriman paket sampai ke tempat tujuan. Biasanya, waktu pengiriman barang bertambah 1-2 hari. "Tetapi sebelumnya kita sudah sampaikan kepada pelanggan kami, supaya mereka tidak kecewa," katanya.
Barang berupa pakaian sendiri menguasai 80% dari total keseluruhan paket yang dilayanin ditempat pengiriman tersebut. Sisanya seperti sepatu sebanyak 5%, jam tangan sebanyak 5% dan barang-barang lain 10%.
Aktifitas pengiriman barang di kawasan Tanah Abang kemungkinan akan kembali normal dalam dua pekan pasca Lebaran, saat kegiatan perdagangan di pasar Tahan Abang kembali berjalan normal. (Dny/Shd)
Roni Romansyah, Sales Counter Officer JNE Kantor Perwakilan Kebon Kacang, Jakarta Pusat, menuturkan lesunya aktifitas pengiriman paket kiriman ini terjadi seiring berkurangnya kegiatan jual beli pakaian ke daerah-daerah di luar Jakarta. Sebagai informasi, kantor Roni memang berdekatan dengan pusat perbelanjaan Tanah Abang.
"Disini kan biasanya kita banyak melayani paket-paket baju yang dikirim dari Tanah Abang ke daerah di luar Jakarta, tetapi sekarang banyak yang sudah libur sekarang mulai sepi, sejak 3 hari lalu," jelasnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (6/8/2013).
Meskipun mulai sepi di akhir Puasa, omset pengiriman barang selama bulan Ramadhan mencatat peningkatan sekitar 50%-60%. Bila omzet pada bulan normal hanya sekitar Rp 150 juta, tetapi pada bulan puasa justru melonjak hingga Rp 250 juta per bulan. "Tiap tahun pas bulan puasa pasti ramai. Kalau normalnya sehari itu kita melayani pengiriman sekitar 6 ribu paket, tapi bulan Ramadhan ini bisa sampai 8-10 ribu paket. Pengiriman banyak ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan ke pulau Kalimantan," katanya.
Roni mengakui, proses pengiriman barang selama Puasa yang selama ini menggunakan pesawat terbang senantiasa menghadapi kendala. Hal itu dipicu pengurangan kuota untuk kapasitas barang paket kiriman di pesawat. "Kami kan masih menggunakan pesawat komersil dalam proses pengirimannya, jadi sekarang yang lebih diprioritaskan itu untuk kapasitas penumpang mudik," jelasnya.
Pembatasan berdampak pada estimasi waktu pengiriman paket sampai ke tempat tujuan. Biasanya, waktu pengiriman barang bertambah 1-2 hari. "Tetapi sebelumnya kita sudah sampaikan kepada pelanggan kami, supaya mereka tidak kecewa," katanya.
Barang berupa pakaian sendiri menguasai 80% dari total keseluruhan paket yang dilayanin ditempat pengiriman tersebut. Sisanya seperti sepatu sebanyak 5%, jam tangan sebanyak 5% dan barang-barang lain 10%.
Aktifitas pengiriman barang di kawasan Tanah Abang kemungkinan akan kembali normal dalam dua pekan pasca Lebaran, saat kegiatan perdagangan di pasar Tahan Abang kembali berjalan normal. (Dny/Shd)