Banyak orang memanfaatkan momen lebaran dengan mengumpulkan pundi-pundi uang sebanyak mungkin demi membiayai keluarga mereka. Salah satu pekerjaan yang menjadi musiman jelang lebaran adalah penjual amplop THR.
Para penjual amplop yang berwarana warni dengan gambar berbagai tema tentang lebaran ini banyak ditemukan di pinggiran jalan dan di jembatan-jembatan penyebrangan di sekitar kota Jakarta.
Tarto, warga asal Sragen ini sudah mengadu nasibnya sekitar tiga tahun di Jakarta. Pada saat jelang lebaran dirinya melakukan tambahan pekerjaan yaitu dengan menjadi penjual amplop THR. Sebelumnya Tarto berprofesi sebagai penjual koran.
"Kalau pagi jualan koran, kalau sudah siang ya nungguin lapak disini,"ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Rabu (7/8/2013).
Dengan perolehan keuntungan Rp 1000-Rp 2000 per amplopnya dirinya mengaku mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk hidup di Jakarta.
"Kalau amplop seperti ini kan misalnyal tahun ini masih sisa dagangannya, masih bisa dijual lagi tahun depan. Beda kalau koran, hari ni tidak laku ya sudah," jelas pria berusia 38 tahun itu.
Tarto menjual dagangannya dengan harga Rp 10 ribu setiap pembelian 3 pack amplop kecil dan Rp 5.000 untuk satu pack amplop berukuran lebih besar.
Pemilik salah satu lapak di jembatan penyebrangan di kawasan Karet ini mengaku tidak setiap tahunnya selalu pulang kampung menikmati lebaran bersama keluarganya.
"Ya tergantung rejeki, kalau ada lebih ya pulang. Jika tidak, ya di sini saja sama istri,"ungkapnya. (Yas/Ndw)
Para penjual amplop yang berwarana warni dengan gambar berbagai tema tentang lebaran ini banyak ditemukan di pinggiran jalan dan di jembatan-jembatan penyebrangan di sekitar kota Jakarta.
Tarto, warga asal Sragen ini sudah mengadu nasibnya sekitar tiga tahun di Jakarta. Pada saat jelang lebaran dirinya melakukan tambahan pekerjaan yaitu dengan menjadi penjual amplop THR. Sebelumnya Tarto berprofesi sebagai penjual koran.
"Kalau pagi jualan koran, kalau sudah siang ya nungguin lapak disini,"ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Rabu (7/8/2013).
Dengan perolehan keuntungan Rp 1000-Rp 2000 per amplopnya dirinya mengaku mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya untuk hidup di Jakarta.
"Kalau amplop seperti ini kan misalnyal tahun ini masih sisa dagangannya, masih bisa dijual lagi tahun depan. Beda kalau koran, hari ni tidak laku ya sudah," jelas pria berusia 38 tahun itu.
Tarto menjual dagangannya dengan harga Rp 10 ribu setiap pembelian 3 pack amplop kecil dan Rp 5.000 untuk satu pack amplop berukuran lebih besar.
Pemilik salah satu lapak di jembatan penyebrangan di kawasan Karet ini mengaku tidak setiap tahunnya selalu pulang kampung menikmati lebaran bersama keluarganya.
"Ya tergantung rejeki, kalau ada lebih ya pulang. Jika tidak, ya di sini saja sama istri,"ungkapnya. (Yas/Ndw)