Pasokan listrik pada hari raya Idul Fitri, khususnya di sistem ketenagalistrikan Jawa-Bali pada H-3 hingga H+3 lebaran 2013 dalam keadaan aman. Kemampuan pembangkit tenaga listrik sangat cukup, bahkan beberapa pembangkit tenaga listrik dapat diistirahatkan karena rendahnya beban.
Adapun pembangkit listrik yang diistirahatkan pada Idul Fitri 2013 total sebesar 6.564 megawatt (MW), antara lain 2 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya, 2 unit PLTU Tanjung Jati, 1 unit PLTU Paiton, 5 unit PLTGU Muara Karang, dan 2 unit PLTU Indramayu.
Pada hari H lebaran, 8 Agustus 2013, beban puncak malam hari sistem Jawa-Bali hanya 13.777 MW, atau turun 32% dibanding beban puncak malam hari biasa Kamis, 1 Agustus 2013.
"Penurunan aktivitas pada hari H lebaran 2013 ini semakin jelas kelihatan bila membandingkan beban puncak siang. Pada siang hari H lebaran, beban pukul 10.30 WIB turun 51% dibanding beban hari biasa pada jam yang sama," ujar Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (13/8/2013).
Benny menjelaskan, penurunan beban puncak ini merupakan hal yang lazim dari tahun ke tahun pada hari H lebaran. Namun, yang menggembirakan pada Lebaran kali ini adalah beban puncak pada lebaran hari H dan H+1 tahun 2013 masing-masing tumbuh 4,3% dan 4,9% dibanding beban puncak pada lebaran hari H dan H+1 tahun 2012.
"Sedangkan pertumbuhan beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun 2012 dibanding tahun 2011 adalah sebesar 3,0% dan 2,1%," jelasnya.
Dua menuturkan, pertumbuhan beban puncak yang relatif lebih tinggi pada hari Lebaran ini menggembirakan, karena dengan demikian berarti masyarakat semakin memanfaatkan ketersediaan listrik untuk mendukung aktivitas silaturahmi dan memeriahkan Idul Fitri.
Hal lain yang menarik pada pemantauan beban kelistrikan masa Lebaran 2013 ini adalah meningkatnya konsumsi listrik dengan tajam di Bali. Bali merupakan satu-satunya region yang beban puncak listriknya pada hari H hingga H+2 Lebaran lebih tinggi dari beban puncak hari biasa.
Sedangkan region Jawa Tengah dan DIY penurunan beban puncaknya relatif rendah bila dibandingkan penurunan beban puncak region lain di Jawa-Bali.
"Tingginya pemakaian listrik di Bali, Jawa Tengah dan DIY dapat dipahami karena sebagai daerah wisata dan daerah tujuan mudik, aktivitas Lebaran relatif tinggi di kedua region ini," pungkas Benny. (Ndw)
Adapun pembangkit listrik yang diistirahatkan pada Idul Fitri 2013 total sebesar 6.564 megawatt (MW), antara lain 2 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya, 2 unit PLTU Tanjung Jati, 1 unit PLTU Paiton, 5 unit PLTGU Muara Karang, dan 2 unit PLTU Indramayu.
Pada hari H lebaran, 8 Agustus 2013, beban puncak malam hari sistem Jawa-Bali hanya 13.777 MW, atau turun 32% dibanding beban puncak malam hari biasa Kamis, 1 Agustus 2013.
"Penurunan aktivitas pada hari H lebaran 2013 ini semakin jelas kelihatan bila membandingkan beban puncak siang. Pada siang hari H lebaran, beban pukul 10.30 WIB turun 51% dibanding beban hari biasa pada jam yang sama," ujar Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (13/8/2013).
Benny menjelaskan, penurunan beban puncak ini merupakan hal yang lazim dari tahun ke tahun pada hari H lebaran. Namun, yang menggembirakan pada Lebaran kali ini adalah beban puncak pada lebaran hari H dan H+1 tahun 2013 masing-masing tumbuh 4,3% dan 4,9% dibanding beban puncak pada lebaran hari H dan H+1 tahun 2012.
"Sedangkan pertumbuhan beban puncak pada Lebaran hari H dan H+1 tahun 2012 dibanding tahun 2011 adalah sebesar 3,0% dan 2,1%," jelasnya.
Dua menuturkan, pertumbuhan beban puncak yang relatif lebih tinggi pada hari Lebaran ini menggembirakan, karena dengan demikian berarti masyarakat semakin memanfaatkan ketersediaan listrik untuk mendukung aktivitas silaturahmi dan memeriahkan Idul Fitri.
Hal lain yang menarik pada pemantauan beban kelistrikan masa Lebaran 2013 ini adalah meningkatnya konsumsi listrik dengan tajam di Bali. Bali merupakan satu-satunya region yang beban puncak listriknya pada hari H hingga H+2 Lebaran lebih tinggi dari beban puncak hari biasa.
Sedangkan region Jawa Tengah dan DIY penurunan beban puncaknya relatif rendah bila dibandingkan penurunan beban puncak region lain di Jawa-Bali.
"Tingginya pemakaian listrik di Bali, Jawa Tengah dan DIY dapat dipahami karena sebagai daerah wisata dan daerah tujuan mudik, aktivitas Lebaran relatif tinggi di kedua region ini," pungkas Benny. (Ndw)