Sukses

Investasi Migas Macet Sejak Krismon Bukan Karena Kasus SKK Migas

"Mungkin ada salah urus di sana (SKK Migas). Tadinya kami berharap ada orang bersih yang seharusnya bisa menumbuhkan investasi Migas lagi,"

Kasus penangkapan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memicu spekulasi suramnya masa depan industri Migas di tanah air. Namun bagi Kepala Ekonomi Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, keterpurukan investasi Migas sebetulnya sudah terjadi sejak belasan tahun yang lalu.

Purbaya mengatakan pemerintah maupun masyarakat sebetulnya terus berharap akan ada seseorang yang mampu membangkitkan kembali iklim invetasi Migas di tanah air.

"Investasi di sektor migas sudah macet sejak krisis sampai dengan sekarang dan belum pulih. Mungkin ada salah urus di sana (SKK Migas). Tadinya kami berharap ada orang bersih yang seharusnya bisa menumbuhkan investasi Migas lagi," papar dia saat berbincang di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/8/2013).

Kasus penangkapan Rudi oleh KPK, ujar Purbaya, merupakan pukulan telak bagi pemerintah dalam upayanya memperbaiki iklim investasi di sektor Migas. Bahkan diperkirakan kemunculan kasus penangkapakn dan lesunya investasi Migas bisa mengancam target produksi di masa depan.

Purbaya yakin produksi Migas nasional hanya akan meningkat jika SKK Migas, perusahaan dan pemerintah dapat menemukan sumber-sumber Migas baru.

"Ketika investasi tidak masuk ke Indonesia, lifting akan terus cenderung turun terus karena bersifat dari formasi yang mengandung minyak juga mengalami penurunan. Bisa naik lagi kalau ada investasi baru pakai teknologi baru atau mencari ladang minyak baru," jelas Purbaya.

Meski demikian, Purbaya mengapresiasi cita-cita Rudi yang memasang target lifting minyak menembus angka 1 juta barel per hari. Persoalannya, SKK Migas harus bisa membuktikannya melalui realisasi di lapangan.

"Itu kan cuma cita-cita, belum realisasinya. Tapi target lifting tahun depan kan masih perkiraan. Semua orang bisa bilang begitu, tapi dilihat lagi kenyataannya di lapangan," pungkasnya.(Fik/Shd)