Tergerusnya Cadangan Devisa (Cadev) Indonesia hingga US$ 5,4 miliar membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan. Rupiah bahkan mencetak level terendahnya dalam empat tahun terakhir.
Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (15/8/2013). rupiah meluncur ke level 10.313 per dolar AS hingga perdagangan pukul 09.22 WIB. Rupiah yang sempat menyentuh 10.315, merupakan yang terendah sejak Juni 2009 atau telah tergerus 3,8% pada kuartal ini.
Rupiah di pasar spot di perdagangkan di harga premium 1,4% dibandingkan pasar non delivereable forward (NDF) satu bulan yang menguat 0,1% ke level 10.453 per dolar AS.
"Tak ada alasa kuat untuk rupiah mengalami rebound," ujar Fixed Income Trader dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Fahrudin Haris Prastowo.
Fahrudin mengatakan Bank Indonesia (BI) telah membiarkan rupiah terus melemah dan transaksi perdagangan mengikuti mekanisme pasar seiring makin tergerusnya Cadev.
BI sebelumnya menegaskan akan menjamin stabilitas nilai tukar rupiah namun tidak akan mematok level tertentu. Laju inflasi sepanjang 2013 tercatat telah melonjak hingga 8,6% sampai Juli 2013.
"Alasan utama BI untuk menaikkan suku bunga adalah inflasi, namun data terakhir nilai tukar mata uang asing akan menjadi faktor tambahan," kata Ekonom Standard Chartered, Eric Alexander Sugandi.
Obligasi pemerintah yang berakhir Mei 2023 telah naik 4 basis poin ke level 7,94% atau posisi tertinggi sejak 30 Juli.(Sis/Shd)
Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (15/8/2013). rupiah meluncur ke level 10.313 per dolar AS hingga perdagangan pukul 09.22 WIB. Rupiah yang sempat menyentuh 10.315, merupakan yang terendah sejak Juni 2009 atau telah tergerus 3,8% pada kuartal ini.
Rupiah di pasar spot di perdagangkan di harga premium 1,4% dibandingkan pasar non delivereable forward (NDF) satu bulan yang menguat 0,1% ke level 10.453 per dolar AS.
"Tak ada alasa kuat untuk rupiah mengalami rebound," ujar Fixed Income Trader dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Fahrudin Haris Prastowo.
Fahrudin mengatakan Bank Indonesia (BI) telah membiarkan rupiah terus melemah dan transaksi perdagangan mengikuti mekanisme pasar seiring makin tergerusnya Cadev.
BI sebelumnya menegaskan akan menjamin stabilitas nilai tukar rupiah namun tidak akan mematok level tertentu. Laju inflasi sepanjang 2013 tercatat telah melonjak hingga 8,6% sampai Juli 2013.
"Alasan utama BI untuk menaikkan suku bunga adalah inflasi, namun data terakhir nilai tukar mata uang asing akan menjadi faktor tambahan," kata Ekonom Standard Chartered, Eric Alexander Sugandi.
Obligasi pemerintah yang berakhir Mei 2023 telah naik 4 basis poin ke level 7,94% atau posisi tertinggi sejak 30 Juli.(Sis/Shd)