Sukses

Kerusuhan Memuncak, Shell Tutup Kantor di Mesir

Royal Dutch Shell telah menutup sejumlah kantornya di Mesir untuk beberapa hari ke depan menyusul situasi politik Mesir yang kian memanas.

Perusahaan minyak raksasa asal Belanda Royal Dutch Shell telah menutup sejumlah kantornya di Mesir untuk beberapa hari ke depan menyusul situasi politik Mesir yang kian memanas. Kerusuhan dan kekerasan yang memuncak di negara tersebut telah membunuh sedikitnya 525 orang.

"Untuk memastikan keselematan dan keamanan karyawan kami, sejumlah kantor Shell di Mesir terpaksa harus ditutup bagi para pengusaha," jelas juru bicara Royal Dutch Shell dari Reuters, Jumat (16/8/2013).

Seiring dengan hal tersebut, Shell juga mengeluarkan larangan keras kunjungan bisnis ke Mesir. "Sepanjang minggu ini kunjungan bisnis ke Mesir pun dilarang," lanjutnya.

Mengingat kerusuhan Mesir yang kian memanas, Shell akan terus memantau situasi di sana. Hingga saat ini, pihak Shell tak memberikan keterangan rinci soal berapa banyak karyawan yang terkena dampat penutupan tersebut. Lokasi kantor yang ditutup pun masih dirahasiakan oleh pihak Shell.

Juru bicara Shell tersebut juga tak mengungkapkan adanya dampak kerusuhan Mesir terhadap instalasi perminyakan yang kebanyakan berlokasi di Western Desert dan Nile Delta.

Diantara banyaknya perusahaan minyak besar yang beroperasi di Mesir, BP belum memberikan laporan terbaru atas kondisi perusahaannya di Mesir.

"Semua karyawan kami sudah diamankan, dan kami masih terus memantau situasi Mesir," ujar juru bicara BG yang operasi LNG nya di Mesir berjumlah seperlima dari seluruh total produksinya.

Sementara produsen rumah tangga Swedia Electrolux mengatakan pihaknya telah menghentikan seluruh produksi di mesir. Sekitar 7 ribu pegawai Electrolux harus berhenti bekerja sementara akibat kerusuhan Mesir yang kian memuncak. (Sis/Ndw)
Video Terkini