Sukses

Jual Daging Rp 75 Ribu per kg, Bulog Syukuri Untung Cuma Rp 1.000

Perum Bulog mengeluhkan reaksi masyarakat yang menganggap daging impor asal Australia terlalu mahal.

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengeluhkan reaksi masyarakat yang menganggap daging impor asal Australia terlalu mahal. Padahal, perusahaan pelat merah ini menjual daging tersebut maksimal seharga Rp 73 ribu per kilogram (kg).

"Sebenarnya kami jual daging impor ke pedagang sebesar Rp 64 ribu- Rp 73 ribu per kg. Itu saja masih dibilang mahal," keluh Direktur Utama Bulog, Sutarto Alimoeso saat ditemui sebelum Pidato RAPBN 2014 di gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Jika dibandingkan harga yang dipatok oleh importir daging lain, dia menilai harga daging Bulog jauh lebih murah. Importir lain memasang harga jual daging sampai lebih dari Rp 100 ribu setiap kilonya.

Meski begitu, Sutarto enggan mengungkapkan harga beli daging impor dari Australia. "Persoalannya, kami itu beli dagingnya mendadak, jadi tidak bisa murah. Apalagi sebagian daging yang sudah didatangkan menggunakan pesawat dan sebagian lagi pakai kapal laut," jelasnya.

Di lihat dari keuntungan, Sutarto mengaku, hanya mengambil marjin tipis dari kegiatan impor daging sapi.

"Dapat untung Rp 1.000 per kilo saja sudah Alhamdulillah, dan sangat berbeda dengan keuntungan importir lain yang sampai berlipat-lipat karena menjual daging dengan harga Rp 95 ribu-Rp 100 ribu per kilo," tandas dia.

Dia optimistis, 1.800 ton sisa daging yang belum didatangkan ke tanah air, nantinya bisa dijual dengan harga jauh lebih murah.

"Tahap selanjutnya karena sudah tidak dadakan, kami bisa menjual daging sapi impor sisanya dengan harga murah," katanya tanpa berani menyebut harga jual daging impor ke depan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bulog telah mendatangkan daging impor sebanyak 1.140 ton pada posisi terakhir sebelum lebaran ini. Namun yang baru terserap ke pasar sebanyak 400 ton. (Fik/Nur)