Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal berharap kaum diaspora atau warga kelahiran maupun keturunan Indonesia yang tinggal di luar negeri bisa berperan lebih besar dalam pembangunan bisnis di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan menjalin kerjasama antar diaspora dengan para pebisnis dalam negeri.
Dino mengatakan, saat ini telah terbangun kesadaran para diaspora untuk memadukan akses-akses dan peluang yang ada yang mereka miliki dengan akses-akses dan peluang yg ada di tanah air.
"Ini kan ada Indonesian Diaspora Bisnis Council yang telah melakukan MoU dengan Kadin serta juga melakukan kerjasama dengan HIPMI," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta (18/5/2013).
Menurut Dino, bagi diaspora sendiri, bekerja di negara manapun dengan bisnis apapun, diaspora selalu ingin memberikan peluang kepada pebisnis-pebisnis di tanah air. "Dengan adanya ini (Indonesian Diaspora Bisnis Council), lebih mudah karena mereka (yang berada luar negeri) kan juga mencari peluang, nah dengan kita pertemukan saja bisa timbul banyak peluang," lanjutnya.
Dia mencontohkan, bagaimana China berhasil melakukan reformasi di negara karena ada peran besar diaspora dari negara tersebut. Berkaca dari pengalaman itu, Dino mengaku menginginkan agar diaspora Indonesia juga mampu berbuat banyak untuk perbaikan bangsanya.
"Seperti diaspora Amerika Serikat kemarin membahas soal infrastruktur dan perhubungan. Di Amerika sendiri, orang Amerika-nya memiliki rata-rata pendapatan sekitar US$ 49 ribu, sedangkan diaspora Indonesia disana bisa mencapai US$ 59 ribu, ini 10 ribu dollar lebih tinggi. Ini potensi yang luar biasa. Kalau ini kita garap dengan baik, akan tumbuh luar biasa besar," katanya.
Saat ini, dari sekitar 280 negara, diapora Indonesia menempati posisi ke 18 dalam hal penyumbang pemasukan untuk dalam negerinya yang mencapai US$ 7,2 juta. Posisi pertama sampai keempat berturut-turut ditempati oleh India, China, Filipina dan Meksiko. (Dny/Shd)
Dino mengatakan, saat ini telah terbangun kesadaran para diaspora untuk memadukan akses-akses dan peluang yang ada yang mereka miliki dengan akses-akses dan peluang yg ada di tanah air.
"Ini kan ada Indonesian Diaspora Bisnis Council yang telah melakukan MoU dengan Kadin serta juga melakukan kerjasama dengan HIPMI," ujarnya di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta (18/5/2013).
Menurut Dino, bagi diaspora sendiri, bekerja di negara manapun dengan bisnis apapun, diaspora selalu ingin memberikan peluang kepada pebisnis-pebisnis di tanah air. "Dengan adanya ini (Indonesian Diaspora Bisnis Council), lebih mudah karena mereka (yang berada luar negeri) kan juga mencari peluang, nah dengan kita pertemukan saja bisa timbul banyak peluang," lanjutnya.
Dia mencontohkan, bagaimana China berhasil melakukan reformasi di negara karena ada peran besar diaspora dari negara tersebut. Berkaca dari pengalaman itu, Dino mengaku menginginkan agar diaspora Indonesia juga mampu berbuat banyak untuk perbaikan bangsanya.
"Seperti diaspora Amerika Serikat kemarin membahas soal infrastruktur dan perhubungan. Di Amerika sendiri, orang Amerika-nya memiliki rata-rata pendapatan sekitar US$ 49 ribu, sedangkan diaspora Indonesia disana bisa mencapai US$ 59 ribu, ini 10 ribu dollar lebih tinggi. Ini potensi yang luar biasa. Kalau ini kita garap dengan baik, akan tumbuh luar biasa besar," katanya.
Saat ini, dari sekitar 280 negara, diapora Indonesia menempati posisi ke 18 dalam hal penyumbang pemasukan untuk dalam negerinya yang mencapai US$ 7,2 juta. Posisi pertama sampai keempat berturut-turut ditempati oleh India, China, Filipina dan Meksiko. (Dny/Shd)