PT Shell Indonesia membangun pabrik minyak pelumas terbesar di Indonesia senilai US$ 150 juta atau setara Rp 1,6 triliun. Pabrik yang berada di Marunda Center, Bekasi, tersebut merupakan pabrik pelumas keenam Shell di kawasan ASEAN.
Sebelumnya, Shell telah memiliki pabrik di Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 75 ribu meter persegi ini adalah pabrik pelumas terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan internasional.
"Pembangunan pabrik ini akan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan industri pelumas nasional," terang Menteri Perindustrian MS Hidayat di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2013).
Selain itu, dia berharap pembangunan ini dapat memacu indutri sejenis untuk selalu melakukan inovasi dan pengembangan teknologi produksi sehingga menghasilkan produk pelumas yang handal baik untuk lokal maupun dunia.
"Kami mendukung Shell yang akan menerapkan program pemerintah dalam mengembangkan industri berwawasan lingkungan atau industri hijau dengan mewujudkan komitmen sustainable development," ujarnya.
Nilai investasi pembangunan pabrik ini sekitar US$ 150 juta dan ditargetkan akan selesai dalam 2 tahun mendatang dengan kapasitas produksi diharapkan mampu mencapai 120 ribu ton per tahun.
"Kami harapkan Shell dapat menjawab tantangan yang dihadapi industri pelumas sehingga mengurangi ketergantungan atas bahan baku dan aditif impor," tandasnya. (Dny/Ndw)
Sebelumnya, Shell telah memiliki pabrik di Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 75 ribu meter persegi ini adalah pabrik pelumas terbesar yang dioperasikan oleh perusahaan internasional.
"Pembangunan pabrik ini akan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan industri pelumas nasional," terang Menteri Perindustrian MS Hidayat di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2013).
Selain itu, dia berharap pembangunan ini dapat memacu indutri sejenis untuk selalu melakukan inovasi dan pengembangan teknologi produksi sehingga menghasilkan produk pelumas yang handal baik untuk lokal maupun dunia.
"Kami mendukung Shell yang akan menerapkan program pemerintah dalam mengembangkan industri berwawasan lingkungan atau industri hijau dengan mewujudkan komitmen sustainable development," ujarnya.
Nilai investasi pembangunan pabrik ini sekitar US$ 150 juta dan ditargetkan akan selesai dalam 2 tahun mendatang dengan kapasitas produksi diharapkan mampu mencapai 120 ribu ton per tahun.
"Kami harapkan Shell dapat menjawab tantangan yang dihadapi industri pelumas sehingga mengurangi ketergantungan atas bahan baku dan aditif impor," tandasnya. (Dny/Ndw)