Sebuah perusahaan milik negara di China tercatat telah membeli 55 ribu metrik ton gandum Australia dengan harga Aus$ 330 per ton untuk pengiriman Desember.
Para eksekutif perdagangan dan pelaku survei kargo menilai China mampu menggeser Indonesia sebagai konsumen gandum terbesar dari Australia.
Tak hanya itu, melansir laman Wall Street Journal, Kamis (22/8/2013), China bahkan diprediksi menjadi importir gandum terbesar di dunia.
Kargo yang mengangkut gandum yang dibeli China tersebut terdiri dari kombinasi Australian Premium White (APW) dan Australian Standard White (ASW).
Perkebunan gandum Australia yang dibeli China akan dipanen dan diekspor dari kuartal IV dan seterusnya. Jumlahnya telah meningkat lebih dari 2,2 juta ton dan akan naik hingga 4 juta ton pada awal Oktober tahun depan untuk periode 2013-2014.
Para pelaku industri memprediksi, sekitar 560 ribu ton gandum Australia diimpor China sepanjang tahun ini.
Sementara Indonesia mengalihkan pembelian ke kawasan Laut Hitam dan India untuk membeli gandum yang lebih murah. Sementara impornya dari Australia diprediksi sekitar 3,8 juta ton pada 2013-2014.
"Hujan dan kerusakan lahan di perkebunan gandum China telah mendorong impornya dari Amerika Serikat (AS) dan Australia," ujar seorang eksportir di Melbourne, Australia.
Pengawas kargo yang berbasis di Singapura mengatakan, anjloknya harga gandum internasional menyebabkan sejumlah perusahaan milik negara di China membeli gandum untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Sementara dari AS, China telah membeli 3,7 ton gandum untuk sejak Juni tahun ini. Menurut data Departemen Pertanian AS, dari jumlah tersebut sebanyak 1,1 juta ton telah tiba di China.
Departemen AS tersebut memprediksi China akan menjadi importir gandum terbesar di dunia dengan total pembelian mencapai 9,4 juta ton sepanjang 2013-2014.
Permintaan gandum China dianggap mampu menyokong harga internasional saat hasil produksi globalnya mencapai nilai tertinggi tahun ini. Penawaran terakhir Australia untuk gandum level ASW dan APW untuk pengiriman ke China berjumlah sekitar Aus$ 315 - Aus$320/ton.
Para eksekutif perdagangan dan pelaku survei kargo menilai China mampu menggeser Indonesia sebagai konsumen gandum terbesar dari Australia.
Tak hanya itu, melansir laman Wall Street Journal, Kamis (22/8/2013), China bahkan diprediksi menjadi importir gandum terbesar di dunia.
Kargo yang mengangkut gandum yang dibeli China tersebut terdiri dari kombinasi Australian Premium White (APW) dan Australian Standard White (ASW).
Perkebunan gandum Australia yang dibeli China akan dipanen dan diekspor dari kuartal IV dan seterusnya. Jumlahnya telah meningkat lebih dari 2,2 juta ton dan akan naik hingga 4 juta ton pada awal Oktober tahun depan untuk periode 2013-2014.
Para pelaku industri memprediksi, sekitar 560 ribu ton gandum Australia diimpor China sepanjang tahun ini.
Sementara Indonesia mengalihkan pembelian ke kawasan Laut Hitam dan India untuk membeli gandum yang lebih murah. Sementara impornya dari Australia diprediksi sekitar 3,8 juta ton pada 2013-2014.
"Hujan dan kerusakan lahan di perkebunan gandum China telah mendorong impornya dari Amerika Serikat (AS) dan Australia," ujar seorang eksportir di Melbourne, Australia.
Pengawas kargo yang berbasis di Singapura mengatakan, anjloknya harga gandum internasional menyebabkan sejumlah perusahaan milik negara di China membeli gandum untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Sementara dari AS, China telah membeli 3,7 ton gandum untuk sejak Juni tahun ini. Menurut data Departemen Pertanian AS, dari jumlah tersebut sebanyak 1,1 juta ton telah tiba di China.
Departemen AS tersebut memprediksi China akan menjadi importir gandum terbesar di dunia dengan total pembelian mencapai 9,4 juta ton sepanjang 2013-2014.
Permintaan gandum China dianggap mampu menyokong harga internasional saat hasil produksi globalnya mencapai nilai tertinggi tahun ini. Penawaran terakhir Australia untuk gandum level ASW dan APW untuk pengiriman ke China berjumlah sekitar Aus$ 315 - Aus$320/ton.