Sukses

AS Lebih Mudah Bangkit dari Krisis Dibanding RI, Kenapa Begitu?

Perantauan Indonesia di AS menilai ekonomi negara Paman Sam ini lebih cepat bangkit dari hantaman krisis global ketimbang Indonesia

Perantauan Indonesia di Amerika Serikat (AS) menilai ekonomi negara Paman Sam ini lebih cepat bangkit dari hantaman krisis global ketimbang Indonesia. Pasalnya, pemerintah AS selalu merealisasikan kebijakan-kebijakan ekonominya, terutama mendorong pergerakan usaha di AS.

Seperti diketahui, akibat ketidakpastian ekonomi dunia, pemerintah AS terpaksa mengoreksi ke bawah target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 2,3% pada tahun ini dan 3,2% di 2014.

Kondisi ini memaksa Bank Sentra AS, The Fed merilis rencana kebijakan pengurangan likuiditas atau Quantitative Easing (QE) sehingga memberikan sentimen negatif bagi pasar keuangan di beberapa negara, termasuk Indonesia.

"Kalau ekonomi di AS jatuh (krisis), lebih mudah bangkitnya. Tapi kalau Indonesia susah," kata salah satu perantau Indonesia di AS (diaspora) yang membangun usaha lembaga pendidikan Princeton Institute of Technology, Irwan T Rusli saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (25/8/2013).

AS, menurut dia, sangat mendukung berbagai usaha yang menjadi penggerak roda perekonomian sebuah negara, diantaranya Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Bentuk dukungannya macam-macam, salah satu yang paling terasa adalah pembekalan pelatihan dan pendidikan bagi UKM. Sebab masih ada UKM di AS yang mangkal di pinggir jalan tapi lebih terorganisir," terangnya.

Meski begitu, Irwan merasa, ekonomi Indonesia yang mampu bertahan di level 6% terbilang bagus di tengah kondisi saat ini. Keunggulan Indonesia adalah mempunyai basis konsumen yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa.

"Kalau Indonesia bisa mempertahankan ini dengan terus mengembangkan industri hilirisasi, maka ekspor akan meningkat sehingga bisa menutup defisit akibat kelebihan impor," ujarnya.

Dengan demikian, Irwan optimistis, banyak negara yang akan menanamkan investasinya di Indonesia, karena punya resistensi cukup kuat.

"Secara pribadi pun saya tidak takut untuk investasi di sini karena saya tahu situasi Indonesia seperti apa. Dan kalau dapat keuntungan pun akan saya kembalikan ke negara ini," tegas dia. (Fik/Igw)

Video Terkini