Ketua Tim Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto menilai empat paket kebijakan ekonomi tepat dan sudah lama dinantikan pasar. Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah setelah merilis paket kebijakan tersebut?
"Harapannya paket kebijakan ekonomi tersebut direspons positif oleh pasar sehingga cepat atau lambat berdampak positif bagi rupiah dan Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) secara berkesinambungan," jelas Ryan saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (26/8/2013).
Selain itu, pelaku pasar juga berharap pada implementasi paket kebijakan ekonomi tersebut. Jadi pekerjaan rumah pemerintah adalah mengimplementasikan paket kebijakan ekonomi tadi sesegera mungkin agar dampaknya langsung kelihatan.
Saat ini pasar juga tengah menanti langkah Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam gejolak di pasar uang dan pasar saham melalui kebijakan yang ramah investor.
"Bauran kebijakan moneter oleh BI sudah baik, tinggal diperkuat oleh kebijakan OJK kaitannya dengan bursa saham," terang dia.
Langkah yang bisa diambil yaitu mendorong perseroan tertutup, termasuk BUMN, untuk segera melepaskan saham perdana (IPO), agar pursa lebih likuid dan atraktif. Mendorong investor ritel di dalam negeri juga harus diupayakan seraya mengurangi ketergantungan pada investor asing yang setiap saat bisa keluar.
"Soal BI rate, rasanya masih cukup baik di level 6,5% dengan ekspektasi inflasi ke depannya melandai," ungkap Ryan.
Namun yang tak kalah penting, pengurangan impor BBM secara berkesinambungan akan sangat membantu penguatan rupiah. Makanya penggunaan energi alternatif semisal gas dan ethanol perlu digalakkan baik untuk industri maupun masyarakat umum. (Ndw)
"Harapannya paket kebijakan ekonomi tersebut direspons positif oleh pasar sehingga cepat atau lambat berdampak positif bagi rupiah dan Indeks Harga Saham Gabung (IHSG) secara berkesinambungan," jelas Ryan saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (26/8/2013).
Selain itu, pelaku pasar juga berharap pada implementasi paket kebijakan ekonomi tersebut. Jadi pekerjaan rumah pemerintah adalah mengimplementasikan paket kebijakan ekonomi tadi sesegera mungkin agar dampaknya langsung kelihatan.
Saat ini pasar juga tengah menanti langkah Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam gejolak di pasar uang dan pasar saham melalui kebijakan yang ramah investor.
"Bauran kebijakan moneter oleh BI sudah baik, tinggal diperkuat oleh kebijakan OJK kaitannya dengan bursa saham," terang dia.
Langkah yang bisa diambil yaitu mendorong perseroan tertutup, termasuk BUMN, untuk segera melepaskan saham perdana (IPO), agar pursa lebih likuid dan atraktif. Mendorong investor ritel di dalam negeri juga harus diupayakan seraya mengurangi ketergantungan pada investor asing yang setiap saat bisa keluar.
"Soal BI rate, rasanya masih cukup baik di level 6,5% dengan ekspektasi inflasi ke depannya melandai," ungkap Ryan.
Namun yang tak kalah penting, pengurangan impor BBM secara berkesinambungan akan sangat membantu penguatan rupiah. Makanya penggunaan energi alternatif semisal gas dan ethanol perlu digalakkan baik untuk industri maupun masyarakat umum. (Ndw)