Sukses

Rudi: Saya Jatuh Bukan di Medan Perang, Tapi Oleh Orang Sekitar

Mantan Bos SKK Migas Rudi Rubiandini mengaku dirinya telah dikhianati dalam perjuangannya membenahi tata kelola sektor hulu migas.

Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengaku dirinya telah dikhianati dalam perjuangannya membenahi tata kelola sektor hulu migas.

"Saya ini sedang membenahi tata kelola migas," kata Rudi saat ditemui sejumlah wartawan di Rutan Komisi Pemberatas Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (26/8/2013).

Rudi bercerita, dalam usahanya melakukan pembenahan tersebut,  tidaklah berjalan mulus. Ada oknum yang yang berusaha menghalangi usaha pria berkumis tersebut.

"Tentu banyak yang merasa terganggu dengan apa yang saya lakukan. Yang jelas saya ini tidak pernah korupsi, tidak ikut ngurusin proyek-proyek," ungkapnya.

Bahkan Rudi mengaku, kejatuhan karirnya tak lain ada campur tangan dari orang-orang di sekitarnya. "Saya jatuh bukan di medan perang, tetapi oleh orang-orang yang berada di samping saya," terang Rudi.

Sekadar informasi, Rudi ditangkap bersama pelatih golfnya, Deviardi di kediamannya yang terletak di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan pada Selasa 13 Agustus pukul 22.30 WIB. Selain itu, KPK juga menangkap Simon Gunawan Tanjaya, petinggi Kernel Oil, dari apartemennya. Dari tangan Rudi, penyidik mengamankan uang tunai sebesar US$ 400 ribu.

Selain itu, penyidik juga turut mengamankan sebuah motor BMW dari tangan Rudi yang diduga juga merupakan pemberian dari Simon. Tak hanya itu, KPK juga menyita US$ 90 ribu dan 127 ribu dolar Singapura yang ditemukan di rumah Rudi, serta US$ 200 ribu yang ditemukan di rumah Ardi.

Setelah diperiksa KPK, Rudi akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu 14 Agustus 2014. Tanpa menunggu lama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung mencopot sementara Rudi dari jabatannya, dengan mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) No 93 Tahun 2013. Tugas Rudi kemudian diserahkan ke Wakil Kepala SKK Migas Johannes Wijanarko. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.