Harga minyak dunia naik berada mendekati US$ 109 per barel, merupakan level tertinggi lebih dari dua tahun terakhir. Harga minyak terdorong kemungkinan rencana Amerika Serikat (AS) untuk melakukan intervensi dalam perang sipil Suriah.
Minyak mentah AS untuk patokan pengiriman Oktober naik US$ 3,04 menjadi US$ 108,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak mentah Brent, naik US$ 2,96 menjadi US$ 114,11 per barel di ICE Futures Exchange di London.
Itulah harga tertinggi sejak Mei 2011. Namun harga minyak masih jauh dari rekor tertinggi sebesar $ 145,29 per barel, yang ditetapkan pada Juli 2008, mengutip laman Associated Press, Rabu (28/8/2013).
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan pada Selasa (27/8/2013), pasukan Amerika sudah bersiap atas perintah Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah terkait dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik di negara tersebut.
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan merupakan hal tak terbantahkan jika pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia.
Meski Suriah bukanlah pemasok minyak utama, namun pedagang mengkhawatirkan konflik akan melibatkan Iran, sekutu utama Suriah dan produsen minyak besar dunia.
Selain itu, negara ini juga berbatasan dengan negara Timur Tengah lain yang juga berbatasan dengan Irak, produsen lebih besar minyak dunia di wilayah tersebut.
"Masalahnya, tentu saja, bukan Suriah sendiri tapi pasti, faksi dalam Suriah yang klien Iran," kata Addison Armstrong, Direktur Tradition Energy, sebuah perusahaan riset energi independen.
Harga minyak telah melonjak lebih dari 15% dalam tiga bulan terakhir karena kekhawatiran bahwa perang sipil di Suriah dan kerusuhan di Mesir bisa mengganggu produksi dan ekspor, terutama di Libya dan Irak. Ancaman penyebaran kekerasan yang dapat memblokir rute pasokan penting.
"Ketidakpastian politik di Timur Tengah telah mendominasi pasar minyak dalam beberapa bulan terakhir," kata laporan dari Sucden Financial Research di London. (Nur)
Minyak mentah AS untuk patokan pengiriman Oktober naik US$ 3,04 menjadi US$ 108,95 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara harga minyak mentah Brent, naik US$ 2,96 menjadi US$ 114,11 per barel di ICE Futures Exchange di London.
Itulah harga tertinggi sejak Mei 2011. Namun harga minyak masih jauh dari rekor tertinggi sebesar $ 145,29 per barel, yang ditetapkan pada Juli 2008, mengutip laman Associated Press, Rabu (28/8/2013).
Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel mengatakan pada Selasa (27/8/2013), pasukan Amerika sudah bersiap atas perintah Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah terkait dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik di negara tersebut.
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan merupakan hal tak terbantahkan jika pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia.
Meski Suriah bukanlah pemasok minyak utama, namun pedagang mengkhawatirkan konflik akan melibatkan Iran, sekutu utama Suriah dan produsen minyak besar dunia.
Selain itu, negara ini juga berbatasan dengan negara Timur Tengah lain yang juga berbatasan dengan Irak, produsen lebih besar minyak dunia di wilayah tersebut.
"Masalahnya, tentu saja, bukan Suriah sendiri tapi pasti, faksi dalam Suriah yang klien Iran," kata Addison Armstrong, Direktur Tradition Energy, sebuah perusahaan riset energi independen.
Harga minyak telah melonjak lebih dari 15% dalam tiga bulan terakhir karena kekhawatiran bahwa perang sipil di Suriah dan kerusuhan di Mesir bisa mengganggu produksi dan ekspor, terutama di Libya dan Irak. Ancaman penyebaran kekerasan yang dapat memblokir rute pasokan penting.
"Ketidakpastian politik di Timur Tengah telah mendominasi pasar minyak dalam beberapa bulan terakhir," kata laporan dari Sucden Financial Research di London. (Nur)