Sukses

[VIDEO] Perajin Tahu Tempe: Paling 1-2 Minggu Hancur Saya

"Kalau terus begini, paling-paling satu minggu hancur saya,"

Harga kedelai yang tinggi telah memakan korban, para pengusaha tahu dan tempe terpaksa merumahkan atau memecat para karyawannya untuk menurunkan ongkos produksinya. Para pengusaha terpaksa turun tangan kembali mengolah tempe dan tahu.

Tayaman, salah seorang pengusaha tahu tempe di Banteng mengatakan dirinya terpaksa harus turun tangan sendiri mengolah kedelai agar bisa dibuat menjadi tempe.

Sejak harga kedelai impor meroke, Tayaman mengaku terpaksa merumahkan empat pekerjanya untuk menutup kerugian yang lebih besar lagi. "Ya sekarang bekerja sendiri, nggak ada yang kerja," Tayaman

Pengusaha tempe di Depok juga menjerit dan  terpaksa memberhentikan  pekerjanya lantaran tak mampu membayar gaji karyawan. Bahkan anak dan istri terpaksa dikerahkan membantu agar pabrik tahu yang dimiliki terhindar dari kebangkrutan akibat harga kedelai yang melambung.

"Kalau tak bantu suami, repot kita, banyak biayanya," kata Lili, pemilik pabrik tahu.

Kondisi yang sama dialami pengusaha tahu di kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura). Produksen tahu harus mengurangi produksi hingga 60%, dan terpaksa memecat beberapa karyawannya untuk mengurangi ongkos produksi.

"Sekarang dua orang malahan dikurangi satu orang karena saya tak bisa menggaji karena akibat dari kacadang kedelai mahal,. otomatis dikurangi karyawan," kata Ajat, Pengusaha Tahu di Subang.  

Kegelisahan dari para pengusaha tahu tempe ini tentu harus didengar oleh pemerintah untuk mencari cara tepat menyelamatkan industri tahu tempe yang sebagian besar adalah industri rumahan. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini