Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku pernah menegur direksi PT PLN (Persero) terkait dengan lambat pelaksanaan pembangunan sistem kelistrikan. Bahkan, pria berkacamata itu pernah mengancam untuk mengganti direksi PLN jika lambat bekerja mengalirkan listrik di Indonesia.
"Tegur PLN kalau perlu ganti direksinya, saya panggil tapi tidak dengan surat, saya tegur saya peringatkan," tegas Jero saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Untuk itu, Jero meminta perusahaan listrik plat merah tersebut terus melakukan percepatan pembangunan fasilitas kelistirkan seperti mempercepat pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
"Saya minta panas bumi dipercepat. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) nya dipercepat, tenaga suryanya dipercepat. Rakyat pelu listrik, jangan lama berfikir." ungkapnya.
Mekipun mengininkan kerja cepat, menurut dia, PLN dan Kementerian ESDM juga harus berhat-hati dalam menjalankan proyek kelistrikan. Pasalnya, jika terjadi sedikit kesalahan akan berakibat fatal.
" Walaupun secepatnya harus berhati-hati, nanti disangka ada 'kongkow-kongkow' dengan pengusaha," terangnya. (Pew/Ndw)
"Tegur PLN kalau perlu ganti direksinya, saya panggil tapi tidak dengan surat, saya tegur saya peringatkan," tegas Jero saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Untuk itu, Jero meminta perusahaan listrik plat merah tersebut terus melakukan percepatan pembangunan fasilitas kelistirkan seperti mempercepat pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
"Saya minta panas bumi dipercepat. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) nya dipercepat, tenaga suryanya dipercepat. Rakyat pelu listrik, jangan lama berfikir." ungkapnya.
Mekipun mengininkan kerja cepat, menurut dia, PLN dan Kementerian ESDM juga harus berhat-hati dalam menjalankan proyek kelistrikan. Pasalnya, jika terjadi sedikit kesalahan akan berakibat fatal.
" Walaupun secepatnya harus berhati-hati, nanti disangka ada 'kongkow-kongkow' dengan pengusaha," terangnya. (Pew/Ndw)