Sukses

Gita Wirjawan: Kondisi Ekonomi Saat Ini Berbeda dengan 2008

Pelemahan rupiah dan IHSG saat ini banyak disamakan dengan kondisi krisis tahun 2008. Namun menurut Menteri Perdagangan kondisinya berbeda.

Pelemahan rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini banyak disamakan dengan kondisi krisis tahun 2008. Namun menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan kondisi perekonomian saat ini jauh berbeda dengan saat tahun 2008.

Dia menilai pada saat ini, perekonomian Indonesia sangat perpengaruh pada kekeringan likuiditas yang akan di Indonesia.

"Oh beda. Sejak 2008 telah dilakukan penyiraman likuiditas oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) yang berimbas pada pasar-pasar yang ada di luar amerika serikat. Dan kita jadi penerima likuiditas tersebut. Selama 5-6 tahun terakhir ini, seluruh pasar modal di dunia, menjadi penerima likuiditas yang berimbas. Jadi muaranya di AS," ujarnya usai rapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPRi RI, Rabu (28/8/2013).

Gita mengatakan Bank Sentral AS mengambil sikap untuk melakukan siraman likuiditas balik yang begitu dahsyat serta mengambil triliunan dolar sehingga ini yang dongkarak harga saham di negara-negara berkembang, termasuk indonesia.

"Kalo terjadi sangat mempengaruhi penurunan IHSG dan nilai tukar. Kalo likuiditas di balik, akan sisa banyak dan kontra dengan situasi 2008. Dulu mereka kering dengan likuiditas," lanjutnya.

Menurutnya, saat ini likuditas yang balik tersebut tidak topang saham AS karena telah ditarik balik oleh bank sentral serta juga sebagian habis untuk mengejar treasurry. "Dalam 10 tahun, dalam 1,5 bulan terakhir, meningkat dari 2,4% ke 2,8-2,85%. Kalau meningkat terus, itu bisa lewat 3 bahkan 3,5%. Mau enggak mau pengaruh ke policy fiskal kita, yaitu moneter," jelasnya.

Gita sendiri percaya bahwa tindakan yang telah dilakukan oleh pemerintah akan memberikan perbaikan ekonomi baik untuk jangka pendek dan juga jangka panjang.

"Saya sih beranggapan bahwa langkah-langkah pemerintah dari sisi fiskal dan nonfiskal, dari relaksasi perizinan investasi, peningkatan investasi dan akan sangat mengefek dalam jangka menengah dan panjang. Yang pendek perlu ada nonfiskal lagi," tandasnya. (Dny/Igw)
Video Terkini