Pemerintah mengaku sudah bergerak cepat menambah pasokan kedelai di dalam negeri untuk mencegah berlarut-larutnya kenaikan harga komoditas pertanian ini di pasaran.
"Kita sudah mengeluarkan izin ke beberapa perusahaan, termasuk Bulog, untuk kepentingan mendatangkan pasokan dari luar negeri," jelas Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Kendati demikian, Gita tidak menjamin harga kedelai akan langsung stabil saat kedelai impor mulai masuk ke pasaran dalam negeri. Hal itu dikatakan tergantung pada stabilitas nilai tukar. "Begitu nilai tukar stabil, harga kedelai akan stabil," tegas dia.
Karena itu, lanjut Gita, dalam rapat di Kantor Presiden, dirinya diminya untuk tidak membuat kuota-kuota dalam mendatangkan kedelai impor. "Arahan Presiden dan Wakil Presiden, untuk mengimpor secukupnya agar stabilitas harga terjaga," jelasnya.
Untuk saat ini, Gita mengatakan pihaknya akan mengimpor sebanyak 300 ribu ton. "Tapi kalau kita antisipasi sampai akhir tahun, kita butuh lebih dari 300 ribu ton. Kita butuh minimal 600 ribu ton sampai akhir tahun," ujarnya.
Gita kembali menegaskan bahwa kebijakan untuk impor tak bisa dihindari. Masalah juga ditambah dengan harga tukar yang tak terkendali.
"Mengingat produksi dalam negeri lebih kecil dari kebutuhan dalam negeri, jadi sisanya harus didatangkan dari luar negeri. Ini juga terkait dengan nilai tukar, kalau nilai tukar bergejolak, maka tentunya harga bergejolak," pungkasnya. (Ado/Nur)
"Kita sudah mengeluarkan izin ke beberapa perusahaan, termasuk Bulog, untuk kepentingan mendatangkan pasokan dari luar negeri," jelas Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan, usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Kendati demikian, Gita tidak menjamin harga kedelai akan langsung stabil saat kedelai impor mulai masuk ke pasaran dalam negeri. Hal itu dikatakan tergantung pada stabilitas nilai tukar. "Begitu nilai tukar stabil, harga kedelai akan stabil," tegas dia.
Karena itu, lanjut Gita, dalam rapat di Kantor Presiden, dirinya diminya untuk tidak membuat kuota-kuota dalam mendatangkan kedelai impor. "Arahan Presiden dan Wakil Presiden, untuk mengimpor secukupnya agar stabilitas harga terjaga," jelasnya.
Untuk saat ini, Gita mengatakan pihaknya akan mengimpor sebanyak 300 ribu ton. "Tapi kalau kita antisipasi sampai akhir tahun, kita butuh lebih dari 300 ribu ton. Kita butuh minimal 600 ribu ton sampai akhir tahun," ujarnya.
Gita kembali menegaskan bahwa kebijakan untuk impor tak bisa dihindari. Masalah juga ditambah dengan harga tukar yang tak terkendali.
"Mengingat produksi dalam negeri lebih kecil dari kebutuhan dalam negeri, jadi sisanya harus didatangkan dari luar negeri. Ini juga terkait dengan nilai tukar, kalau nilai tukar bergejolak, maka tentunya harga bergejolak," pungkasnya. (Ado/Nur)