Pemerintah Jepang membidik 18 negara berkembang termasuk Indonesia sebagai sasaran pelaksanaan kerja sama Joint Crediting Mechanism (JCM) yang merupakan skema perdagangan karbon secara bilateral. Langkah ini bertujuan untuk menurunkan target emisi gas rumah kaca (GRK) Jepang sampai level 25%.
Â
Deputi Bidang Kerja sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman mengatakan, pemerintah Indonesia dan Jepang telah menandatangani dokumen kerja sama JCM pada 26 Agustus 2013.
"Jepang punya target menurunkan emisi GRK sampai dengan level 25% pada tahun 2020. Sedangkan pemerintah Indonesia menetapkan penurunan emisi karbon skala nasional 26% hingga 41%," jelasnya saat ditemui di Kemenko, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Lebih jauh Rizal menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan proyek-proyek di bidang energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi rendah karbon, pertanian rendah karbon dan kegiatan berbasis kehutanan.
"Panas dari matahari di Indonesia terbuang percuma, kalau bisa dimanfaatkan maka akan menjadi sumber energi untuk menghasilkan listrik," ucap dia.
Jepang, menurut dia, membidik Indonesia untuk mengejar target penurunan gas emisi rumah kaca. "Mereka ingin investasi dalam proyek JCM ini karena Jepang tidak bisa lagi mengembangkan energi terbarukan di negaranya lantaran sudah sangat efisien. Makanya mereka melirik negara berkembang, termasuk Indonesia," paparnya.
Rizal menyebut, terdapat 18 negara berkembang yang dibidik JCM, antara lain Vietnam, India, Malaysia, Thailand, Maldives, Afrika Selatan, Meksiko, Kenya, Kamboja, Bangladesh, Turki, Polandia dan Rusia.
"Sampai dengan Juli 2013, Jepang telah menyepakati JCM dengan tujuh negara Mongolia, Bangladesh, Maldives, Laos, Vietnam, Kenya dan Ethiopia," tukasnya.
Hasil dari pertemuan tersebut, sambung dia, akan dibahas kembali dalam pertemuan Joint Committee yang akan merinci lebih detail lagi mengenai pelaksanaan proyek sampai penetapan insentif dan sebagainya.
Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori menambahkan, pihaknya akan mendorong perusahaan Jepang supaya menanamkan modalnya di Indonesia dalam bidang yang berorientasi pada penurunan GRK.
"Di Jepang banyak perusahaan yang sudah mengurangi karbon. Diharapkan dengan kerja sama ini bisa mencapai target penurunan GRK di masing-masing negara," pungkasnya. Â
Â
Deputi Bidang Kerja sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman mengatakan, pemerintah Indonesia dan Jepang telah menandatangani dokumen kerja sama JCM pada 26 Agustus 2013.
"Jepang punya target menurunkan emisi GRK sampai dengan level 25% pada tahun 2020. Sedangkan pemerintah Indonesia menetapkan penurunan emisi karbon skala nasional 26% hingga 41%," jelasnya saat ditemui di Kemenko, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Lebih jauh Rizal menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan proyek-proyek di bidang energi terbarukan, efisiensi energi, transportasi rendah karbon, pertanian rendah karbon dan kegiatan berbasis kehutanan.
"Panas dari matahari di Indonesia terbuang percuma, kalau bisa dimanfaatkan maka akan menjadi sumber energi untuk menghasilkan listrik," ucap dia.
Jepang, menurut dia, membidik Indonesia untuk mengejar target penurunan gas emisi rumah kaca. "Mereka ingin investasi dalam proyek JCM ini karena Jepang tidak bisa lagi mengembangkan energi terbarukan di negaranya lantaran sudah sangat efisien. Makanya mereka melirik negara berkembang, termasuk Indonesia," paparnya.
Rizal menyebut, terdapat 18 negara berkembang yang dibidik JCM, antara lain Vietnam, India, Malaysia, Thailand, Maldives, Afrika Selatan, Meksiko, Kenya, Kamboja, Bangladesh, Turki, Polandia dan Rusia.
"Sampai dengan Juli 2013, Jepang telah menyepakati JCM dengan tujuh negara Mongolia, Bangladesh, Maldives, Laos, Vietnam, Kenya dan Ethiopia," tukasnya.
Hasil dari pertemuan tersebut, sambung dia, akan dibahas kembali dalam pertemuan Joint Committee yang akan merinci lebih detail lagi mengenai pelaksanaan proyek sampai penetapan insentif dan sebagainya.
Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori menambahkan, pihaknya akan mendorong perusahaan Jepang supaya menanamkan modalnya di Indonesia dalam bidang yang berorientasi pada penurunan GRK.
"Di Jepang banyak perusahaan yang sudah mengurangi karbon. Diharapkan dengan kerja sama ini bisa mencapai target penurunan GRK di masing-masing negara," pungkasnya. Â