Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan meminta pengrajin makanan berbahan baku kedelai seperti tahu dan tempe tidak khawatir akan kekosongan stok kedelai.
Gita menjamin pasokan kedelai hingga beberapa bulan kedepan masih mencukupi. "Kita sudah diinfokan oleh pemangku kepentingan lain, bahwa ada pelaku usaha melakukan pembelian, pasokan masih cukup sampai beberapa bulan kedepan dan sudah ditambahkan supaya bisa didatangkan lebih banyak lagi," ujar dia di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Menurut Gita, hal yang perlu dilakukan dipikirkan saat ini memikirkan cara untuk meningkatkan produksi nasional sekaligus penerapan harga pokok yang dapat memberikan semangat kepada seluruh petani agar mau menanam tanaman kedelai tersebut.
"Kedepannya produksi nasional harus ditingkatkan. Sekarang kita berharap nilai tukar ini bisa stabil sehingga harga yang didatangkan (impor kedelai) bisa stabil sambil berharap tidak ada anomali cuaca diluar negeri," lanjut dia.
Dia menilai upaya guna menstabilkan harga kedelai memang harus dilakukan importasi karena produksi nasional jauh lebih sedikit dari kebutuhan nasional, sehingga untuk menutupinya harus diambil dari luar negeri. Namun pilihan importasi ini juga menjadi pilihan yang berat karena nilai tukar rupiah tengah mengalami pelemahan.
"Panennya baru 2-3 bulan lagi. ada yg sudah mulai panen tapi skalanya tidak mencukupi utk kebutuhan nasional yang jauh lebih besar. Ada juga laporan kalau di Amerika (Serikat) sedang kemarau agak ekstra, tapi kita bisa beli ke tempat lain seperti Paraguay, Brazil, Argentina dan tempat lain," tutur Gita.
Meski demikian, Gita mengaku optimis dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah guna menstabilkan harga harga kebutuhan bahan pokok termasuk kedelai.
"Estimasi hingga akhir tahun sekitar 600 ribu ton (kedelai) yang diperlukan. Tapi kalau stok ada, stabilitas (rupiah) ada, maka stabilitas harga kedelai nantinya akan ada, kita akan terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan, termasuk pedagang dan pengrajin," tandas Mendag. (Dny/Nur)
Gita menjamin pasokan kedelai hingga beberapa bulan kedepan masih mencukupi. "Kita sudah diinfokan oleh pemangku kepentingan lain, bahwa ada pelaku usaha melakukan pembelian, pasokan masih cukup sampai beberapa bulan kedepan dan sudah ditambahkan supaya bisa didatangkan lebih banyak lagi," ujar dia di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Menurut Gita, hal yang perlu dilakukan dipikirkan saat ini memikirkan cara untuk meningkatkan produksi nasional sekaligus penerapan harga pokok yang dapat memberikan semangat kepada seluruh petani agar mau menanam tanaman kedelai tersebut.
"Kedepannya produksi nasional harus ditingkatkan. Sekarang kita berharap nilai tukar ini bisa stabil sehingga harga yang didatangkan (impor kedelai) bisa stabil sambil berharap tidak ada anomali cuaca diluar negeri," lanjut dia.
Dia menilai upaya guna menstabilkan harga kedelai memang harus dilakukan importasi karena produksi nasional jauh lebih sedikit dari kebutuhan nasional, sehingga untuk menutupinya harus diambil dari luar negeri. Namun pilihan importasi ini juga menjadi pilihan yang berat karena nilai tukar rupiah tengah mengalami pelemahan.
"Panennya baru 2-3 bulan lagi. ada yg sudah mulai panen tapi skalanya tidak mencukupi utk kebutuhan nasional yang jauh lebih besar. Ada juga laporan kalau di Amerika (Serikat) sedang kemarau agak ekstra, tapi kita bisa beli ke tempat lain seperti Paraguay, Brazil, Argentina dan tempat lain," tutur Gita.
Meski demikian, Gita mengaku optimis dengan langkah-langkah yang diambil pemerintah guna menstabilkan harga harga kebutuhan bahan pokok termasuk kedelai.
"Estimasi hingga akhir tahun sekitar 600 ribu ton (kedelai) yang diperlukan. Tapi kalau stok ada, stabilitas (rupiah) ada, maka stabilitas harga kedelai nantinya akan ada, kita akan terus berkomunikasi dengan pemangku kepentingan, termasuk pedagang dan pengrajin," tandas Mendag. (Dny/Nur)