Sukses

[VIDEO] Getuk Granat, Legitnya Laba Usaha Panganan Rakyat

Gatot Paristiwahono, seorang pengusaha yang menyulap singkong menjadi kudapan lezat dan pastinya naik kelas.

Anda pasti pernah mendengar nama getuk? Panganan berbahan dasar singkong tersebut identik dengan cita rasa kampung yang biasa dijajakan di pasar-pasar tradisional daerah.

Tapi apa jadinya bila Anda disuguhkan dengan Getuk Granat?, Jangan salah sangka, getuk yang satu ini tidak berbahaya alias sangat aman dikonsumsi karena rasanya yang berbeda dibandingkan panganan berbahan dasar singkong lain, seperti combro dan misro.

Gatot Paristiwahono, seorang pengusaha yang menyulap singkong menjadi kudapan lezat dan pastinya naik kelas. Karena getuk granat berbentuk bulat dengan aneka macam isi.

"Getuk ini sangat unik karena setelah berbalut dengan tepung panir atau tepung roti, mirip seperti granat. Apalagi ditambah dengan sambal pedas, pasti akan lebih berbeda," ungkap pria bersahaja itu saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Selasa (3/9/2013).     

Gatot menceritakan tak mempunyai resep khusus untuk mengolah getuk granat karena kuncinya ada di penggunaan gula putih. Inilah yang menjadi keunikan getuk granat dari getuk singkong lain.

"Kalau getuk yang sudah ada biasanya dikombinasi dengan gula merah. Tapi kami cuma pakai gula putih saja, sehingga saya berani mengklaim bahwa ini menjadi satu-satunya di Indonesia," sambung alumni Akademi Farming Semarang Jurusan D3 Pertanian itu.

Soal kualitas rasa, Gatot menjamin, sangat unik karena menggunakan bahan baku singkong yang langsung dipanen sendiri dari kebun miliknya seluas 6 ribu meter persegi. Lahan perkebunan itu berada di Sukabumi, Jawa Barat.

Produksi

Dalam sehari, Getut Granat di bawah bendera PT Wahono Sukmo mampu menghabiskan sekitar 500 kilogram (kg) atau setengah kuintal singkong. Sedangkan jumlah produksi getuk sendiri mencapai 1.000 potong getuk, di mana setiap satu kg singkong menghasilkan 20 potong getuk granat.

Gatot mengatakan, saat ini pihaknya menawarkan sembilan pilihan rasa, seperti saos barbekue, balado, pizza, keju, original, sambal pedas, meisis, kismis dan kacang.

"Ke depan, kami akan mengembangkan 15 jenis rasa getuk granat menjadi 15 rasa. Langkah tersebut ditempuh agar masyarakat tidak bosan dengan pilihan rasa yang sekarang. Jadi harus membuat rasa lebih variatif," jelas mantan Marketing Director di sebuah perusahaan percetakan," sambungnya.

Tawarkan Konsep Franchise atau Waralaba

Gatot menuturkan, pihaknya menawarkan paket bisnis bagi peluang usaha melalui konsep kemitraan. Dalam hal ini, calon mitra yang berniat membeli paket franchise hanya perlu merogoh kocek Rp 10 juta.

"Sebanyak Rp 3 juta sebagai modal dan sisanya Rp 7 juta untuk membeli peralatan serta perlangkapan dagang. Jika ingin dicicil, calon mitra harus memberi uang muka sebesar Rp 7,5 juta lebih dulu, dan sisanya menyusul sebelum usaha mulai dijalankan," tandasnya.

Dengan dana tersebut, calon mitra sudah memperoleh fasilitas lengkap, diantaranya gratis banner, gerobak, kompor, tabung gas, seragam, minyak goreng, hingga dijamin memperoleh lokasi strategis. Pasalnya Gatot sudah menjalin kerjasama dengan pihak ritel modern, misalnya Indomart dan Alfamart.

"Sedangkan untuk menjadi master franchise perlu membeli tiga outlet seharga Rp 30 juta. Dan setelah lima tahun kontrak berjalan, maka mitra berkewajiban menyetor Rp 5 juta kepada kami," terang Pria kelahiran Kudus, 13 September 1962.

Pengembalian modal atau break event point (BEP), lebih jauh Gatot mengatakan, bisa terjadi dalam kurun waktu sekitar tiga sampai empat bulan ke depan."Ekstrimnya lagi ada yang sampai 2 bulan setelah kondisi normal, karena mitra sangat aktif menjemput bola, seperti berdagang di sekolah-sekolah," ujar pendiri Getuk Granat yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun ini.

Saat ini, basis mitra franchise sebanyak 26 outlet dan tersebar di berbagai daerah, antara lain Medan, Bogor, Sidoarjo, Depok, Jakarta Selatan, Jakarta Timur. Sedangkan jumlah mitra yang menjadi master franchise ada 6 outlet, yakni Tangerang, Bogor, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Medan dan Depok.

Penjualan

Minat masyarakat terhadap peluang bisnis berbahan baku singkong, menurut Peraih penghargaan IPPKINDO Award 2010 kategori Inspirator Sukses Usaha Mikro dan Kecil itu ikut mengerek omzet perusahaannya.

"Omzet yang bisa kami kantongi masih terbilang kecil sekitar Rp 500 ribu-Rp 700 ribu per hari karena kami menjual getuk granat ke mitra hanya Rp 500 per buah, jadi untung cuma sedikit tapi yang penting produk kami dikenal masyarakat dulu," papar Gatot.

Berbeda, Pria yang juga memiliki usaha Singkong Keju ini mengatakan, keuntungan yang diterima mitranya jauh lebih besar. Sebab, pihaknya memasang harga jual getuk granat sebesar Rp 5 ribu per tiga buah. "Kalau penjualan getuk granat mitra bisa mencapai 30 pak sampai 45 pak per hari (1 pak isi 3 buah)," imbuh dia.

Getuk Hampir Punah

Sesaknya persaingan bisnis dengan konsep franchise alias waralaba di tanah air ternyata tak membuat orang melirik usaha olahan singkong. Kondisi tersebut membuka ceruk pasar semakin lebar untuk kembali mempopulerkan kuliner asal Indonesia yang sudah hampir punah.

"Makanan (getuk) sudah hampir punah. Kami ingin membuka lembaran baru yang masih terbentang luas supaya Indonesia tahu bahwa ada getuk yang lahir kembali dengan rasa serta variasi berbeda," tukas Suami dari Ratna
Sukmandari itu.

Meski berbagai kendala terhampar di depan mata, namun Gatot berkeinginan untuk memperkenalkan getuk granat hingga pelosok tanah air. Di samping itu, tentunya ekspansi ke pasar luar negeri.

Ayah dari tiga orang anak ini mengakui pernah mendapat tawaran untuk ekspor getuk granat ke Malaysia, namun ditolak perusahaan jasa pengiriman karena alasan jangka waktu makanan yang tidak tahan lama.

"Makanya saya mau eksperimen dengan Ditpom untuk cari bahan pengawet alami dan higienis agar getuk tahan lama bisa sampai 3 minggu. Impian lain, outlet bisa bertambah menjadi 100 hingga akhir tahun ini dan punya kantor representatif," tandas Gatot mengakhiri perbincangan. (Fik/Nrm)