Sukses

Perajin Tahu Tempe Sudah Kelabakan Cari Kedelai

Perajin tahu tempe mendeak pemerintah untuk segera melakukan importasi kedelai guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Ketua Pusat Koperasi Pengrajin Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) wilayah DI Yogyakarta (DIY), Tri Harjono, melaporkan para pengrajin tempe tahu di wilayahnya hingga kini masih kesulitan mendapatkan pasokan kedelai sehingga menghambat proses produksi.

"Nah ini sekarang kita nyari lagi susah. Untuk bulan ini kita belum bisa terpenuhi. Kemarin baru berapa ton sudah kelabakan carinya," ujarnya di Gedung Pusdiklat Perum Bulog, Jakarta Selatan, Minggu (1/9/2013).

Menurut Tri, harga kedelai di wilayah DIY sudah menyentuh Rp 9.000-9.200 per kilogram (kg). Rata-rata kebutuhan kedelai para perajin tercatat mencapai 100 ton per bulan. Hingga kini, jumlah perajin tahu tempe di wilayah tersebut mencapai 250 orang dimana satu industri mempekerjakan sekitar tiga orang. 

"Itu yang aktif menjadi anggota Kopti (Koperasi Pengrajin Tempe Tahu)," lanjutnya.

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai bagi para pengrajin, Puskopti mengaku pemerintah memang mau tidak mau harus mengimpor dari luar negeri. Para perajin saat ini mengaku tak bisa lagi menggantungkan kebutuhan kedelai dari dalam negeri karena pasokan yang ada sudah tidak bisa lagi memenuhi.

Berkurangnay pasokan kedelai lokal tersebut dipicu oleh lewatnya masa panen kedelai. "(Pasokan lokal) masih ada tapi untuk memenuhi jelas-jelas kurang karena hasil produksi daerah sendiri sudah lewat musimnya, sudah Juni-Juli kemarin. Paling tinggal 20% lah dari kebutuhan," tandasnya.