Saat ini perekonomian negara-negara berkembang tengah babak belur akibat besarnya jumlah dana keluar yang dilarikan para investor asing ke negara lain. Langkah tersebut diambil para investor yang panik akan rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengurangi jumlah pembelian obligasinya bulan ini.
Hingga saat ini, para investor tercatat telah menarik dana sebesar US$ 2,1 miliar dari negara-negara berkembang. Kemanakah para investor menanamkan investasinya?
Seperti dilansir dari CNBC, Senin, (2/9/2013), para investor ternyata mengalihkan perhatiannya ke negara-negara seperti Qatar dan Pakistan. Negara-negara berkembang yang awalnya tak menjadi perhatian para investor karena berisiko tinggi tapi mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik setelah melakukan reformasi di berbagai bidang.
Negara -negara tersebut sangat fokus pada kebutuhan internal dan relatif jarang berhubungan dengan negara-negara global, sehingga negara berkembang itu hanya sedikit terkena dampak rencana The Fed maupun serangan militer ke Suriah.
Rendahnya ancaman ekonomi tersebut membuat saham di negara-negara tersebut tumbuh dengan baik. Berikut tujuh negara berkembang yang berhasil merebut perhatian para investor asing:
Hingga saat ini, para investor tercatat telah menarik dana sebesar US$ 2,1 miliar dari negara-negara berkembang. Kemanakah para investor menanamkan investasinya?
Seperti dilansir dari CNBC, Senin, (2/9/2013), para investor ternyata mengalihkan perhatiannya ke negara-negara seperti Qatar dan Pakistan. Negara-negara berkembang yang awalnya tak menjadi perhatian para investor karena berisiko tinggi tapi mulai menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik setelah melakukan reformasi di berbagai bidang.
Negara -negara tersebut sangat fokus pada kebutuhan internal dan relatif jarang berhubungan dengan negara-negara global, sehingga negara berkembang itu hanya sedikit terkena dampak rencana The Fed maupun serangan militer ke Suriah.
Rendahnya ancaman ekonomi tersebut membuat saham di negara-negara tersebut tumbuh dengan baik. Berikut tujuh negara berkembang yang berhasil merebut perhatian para investor asing:
2 dari 8 halaman
1. Bulgaria
Besar return: 55,6%
Negara berkembang di kawasan Eropa ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang menggembirakan. Pergerakan positif tersebut disebabkan fokus investor yang beralih ke negara berkembang dan pulihnya ekonomi Eropa. Bekas negara komunis ini unggul akibat sentimen pasar yang kian membaik.
"Pasar ekuitasnya relatif kecil, bahkan jumlah likuiditas yang terbatas dapat mendorong harga-harga naik," ujar Kepala Ekonom di East Capital Marcus Svedberg.
Saat ini Bulgaria tengah menikmati surplus sebesar 0,9%. Negara tersebut berhasil menaklukan defisit transaksi berjalan yang sempat membengkak.
Advertisement
3 dari 8 halaman
2. Uni Emirat Arab
Besar return: 48,1%
Indeks saham terbaik di Timur Tengah berasal dari Uni Emirat Arab. Negara ini juga memiliki dua perusahaan terbesar yang terdaftar di MSCI Frontier Markets Index yaitu Emaar Properties dan DP World. Saham masing-masing perusahaan bernilai US$ 4,9 miliar dan US$ 2,6 miliar.
Bank of America memprediksi laba per lembar saham bagi perusahaan-perusahaan Uni Emirat Arab akan meningkat 12,5% pada 2013, di atas rata-rata laba negara berkembang sebesar 12,3%.
Namun, Frontier Strategy Group memperingatkan ekonominya dapat bergerak turun dari puncak kejayaannya karena terlalu tergantung pada ekspor minyak. Ancaman ini mengingat ekspor minyak mengacu pada kontrak perdagangan global.
4 dari 8 halaman
3. Ghana
Besar return: 43,5%
Ghana telah menjadi negara kesayangan para investor Afrika sejak 'black gold' ditemukan pada 2007. Ekonominya meningkat sejak komoditas tersebut mulai diproduksi pada akhir 2010. Frontier Strategy Group memprediksi ekonominya akan tumbuh 7,6% sepanjang tahun.
"Ghana akan mendapatkan banyak dorongan ekonomi dari likuiditas yang luar biasa di pasar modal domestik ditengah kuatnya keterlibatan investor internasional di negara-negara berkembang," ujar Samir Gadio, pakar strategi negara berkembang di Standard Bank.
Meski demikian mata uang Ghana, Cedi telah melemah 12% terhadap dolar tahun ini.
Advertisement
5 dari 8 halaman
4. Kenya
Besar return: 29,2%
Indeks saham Kenya merupakan salah satu yang terbaik di Afrika dengan keuntungan mencapai hampir 30% tahun ini. Sementara MSCI Frontier Markets Africa Index tercatat naik 13,4%. Peningkatan saham Kenya tersebut didorong lingkungan ekonomi yang membaik dan rendahnya rezim tingkat domestik awal tahun ini.
Penemuan lahan minyak di negara tersebut juga memberi angin segar bagi perekonomian Kenya. Menurut Bank of America, dana negara-negara berkembang akan banyak masuk ke Kenya pada 12 bulan terakhir. Pertumbuhan laba per saham di Kenya akan meningkat 22,1%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara berkembang sebesar 12,3%.
6 dari 8 halaman
5. Argentina
Besar return: 23,4%
Indeks saham Argentina menunjukkan pergerakan terbaik di America Latin tahun ini. Seluruh saham Argentina mendapat dorongan dari tingginya likuiditas domestik seiring meningkatnya kendali modal yang ketat di sana.
Hal ini berarti para investor meiliki lebih sedikit pilihan dibanding pasar modal domestik lainnya. Di tambah lagi, hyper inflasi berarti negara tersebut hanya memiliki sedikit insentif.
HSBC memprediksi Argentina akan tumbuh 2,5% tahun ini, tapi hanya 1% pada tahun depan. Sahamnya akan mendapatkan dorongan dari pelemahan mata uang negaranya.
Advertisement
7 dari 8 halaman
6. Pakistan
Besar return: 19%
Para investor yang mencari alternatif peluang investasi di negara frontier harus mulai melirik Pakistan. Kinerja MSCI Pakistan Index tercatat sangat stabil.
Seperti diberitakan The Economist dan Reuters, saham di Pakistan banyak mendapat dorongan dari amnesti khusus yang diberlakukan pada 2012. Lewat amnesti tersebut, para investor dapat membeli saham tanpa harus menghadapi pertanyaan soal dari mana uang tersebut berasal. Sejak pemberlakuan kebijakan tersebut, volume perdagangan saham di sana meningkat dua kali lipat.
8 dari 8 halaman
7. Qatar
Besar return: 15,8%
Frontier Strategy Group menilai pergerakan saham di Qatar cenderung sehat dan kuat. Qatar juga menampung banyak investor yang lari dari negara-negara berkembang akibat rencana The Fed mengurangi jumlah pembelian obligasinya bulan ini.
Selain itu kerja sama perdagangannya dengan China beberapa waktu lalu dianggap dapat mendorong ekonomi Qatar menjadi lebih baik lagi.
(Sis/Ndw)
Advertisement