Ketergantungan Indonesia terhadap pasokan sayur dan buah dari negara lain sepertinya takkan pernah berhenti. Kurun Januari-Juli 2013, tercatat nilai impor sayur dan buah ke Indonesia masih cukup besar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat China masih mendominasi sebagai negara pengimpor komoditas sayur dan buah terbanyak bagi Indonesia.
Kontribusi nilai impor sayur China mencapai 67,15% dengan nilai US$ 271,8 juta dari total nilai US$ 404,6 juta yang dipasok berbagai negara.
Demikian pula kontribusi impor buah-buahan dari China mencapai 52,3% senilai US$ 218,02 juta dari total impor US$ 416,97 juta.
Selain dari China, impor sayur Indonesia dipasok dari Myanmar dengan nilai US$ 39,17 juta, Australia US$ 8,7 juta, India US$ 16,36 juta, Australia US$ 15,84 juta, Kanada US$ 12,72 juta dan lainnya US$ 48,7 juta.
Sementara untuk komoditas buah-buahan, selain China adalah dari Amerika Serikat senilai US$ 43,8 juta, Thailand US$ 39,18 juta, Australia US$ 37,39 juta, Tunisia US$ 13,21 juta dan lainnya US$ 65,5 juta.
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, Benny Kusbini sebelumnya menyebutkan ada beberapa hal yang membuat China menjadi pemasok atau importir buah dan sayur terbesar bagi Indonesia.
"Negara ini efisien dan juga bisa memasok banyak jenis sayur dan buah. Mulai dari bawang putih, wortel, pir, anggur, apel, lengkeng, bawang bombay dan lainnya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Selain itu harga komoditas pertanian dari China cukup bersaing. Itu dampak dari besarnya dukungan pemerintah China kepada sektor pertanian di negaranya, mulai dari masalah bibit, kredit, infrastruktur seperti keberadaan lahan yang luas hingga proses pengiriman yang mudah. (Nur)
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat China masih mendominasi sebagai negara pengimpor komoditas sayur dan buah terbanyak bagi Indonesia.
Kontribusi nilai impor sayur China mencapai 67,15% dengan nilai US$ 271,8 juta dari total nilai US$ 404,6 juta yang dipasok berbagai negara.
Demikian pula kontribusi impor buah-buahan dari China mencapai 52,3% senilai US$ 218,02 juta dari total impor US$ 416,97 juta.
Selain dari China, impor sayur Indonesia dipasok dari Myanmar dengan nilai US$ 39,17 juta, Australia US$ 8,7 juta, India US$ 16,36 juta, Australia US$ 15,84 juta, Kanada US$ 12,72 juta dan lainnya US$ 48,7 juta.
Sementara untuk komoditas buah-buahan, selain China adalah dari Amerika Serikat senilai US$ 43,8 juta, Thailand US$ 39,18 juta, Australia US$ 37,39 juta, Tunisia US$ 13,21 juta dan lainnya US$ 65,5 juta.
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia, Benny Kusbini sebelumnya menyebutkan ada beberapa hal yang membuat China menjadi pemasok atau importir buah dan sayur terbesar bagi Indonesia.
"Negara ini efisien dan juga bisa memasok banyak jenis sayur dan buah. Mulai dari bawang putih, wortel, pir, anggur, apel, lengkeng, bawang bombay dan lainnya," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Selain itu harga komoditas pertanian dari China cukup bersaing. Itu dampak dari besarnya dukungan pemerintah China kepada sektor pertanian di negaranya, mulai dari masalah bibit, kredit, infrastruktur seperti keberadaan lahan yang luas hingga proses pengiriman yang mudah. (Nur)