Sukses

RI Diminta Tiru Thailand Terkait Pemenuhan Kebutuhan Dolar

Pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS dan meningkatnya defisit neraca berjalan Indonesia karena kurangnya jumlah dolar.

Pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya defisit neraca berjalan Indonesia yang terjadi belakangan tak ayal karena kurangnya jumlah dolar di pasar Indonesia. Dengan adanya hal itu, Indonesia dinilai perlu meniru strategi Thailand dalam memenuhi kebutuhan mata uang dolar.

Ketua Ikatan Bankir Indonesia (IBI) Zulkifli Zaini mengatakan Thailand memiliki ketentuan dari hasil ekspor yang masuk ke negara dalam bentuk dolar wajib ditukarkan dalam mata uang bath dalm jangka waktu yang telah ditentukan pemerintah Thailand.

"Jadi sepengetahuan saya, di Thailand itu ada ketentuan devisa hasil ekspor seperti yang kita miliki tapi tambahannya adalah bahwa kalau di Thailand itu ada kewajiban dari eksportir itu untuk menukarkan hasil ekspornya dalam hal ini dari dolar AS ke bath, mata uang lokalnya mereka,"ungkapnya seperti yang ditulis Selasa (3/9/2013).

Zulkifli menambahkan dengan adanya sistem yang sama di Indonesia hal itu dinilai mampu mengatasi tekanan secara jangka pendek pada nilai tukar rupiah dan pasar uang Indonesia.

"6 bulan atau 9 bulan kalau nggak salah. Jadi sejak tanggal ekspor lalu profitnya masuk kemudian itu harus ditukarkan dalam jangka 6 ato 9 bulan, itu efektif," jelas dia.

Selama ini sebenarnya perbankan di Indonesia ini memiliki banyak dolar AS. Namun hal itu dinilai enggan untuk ditukarkan dalam bentuk rupiah mengingat ekspektasi pasar masih memperkirakan Rupiah akan terus melemah.

"Kalau saat ini memang ekspektasi pasar bahwa kalau rupiahnya kedepan melemah, jadi kalau saya bisa Rp 12.000 besok kenapa saya harus tukar sekarang Rp 11.500, kan begitu,"pungkasnya. (Yas/Nur)

Video Terkini