Kondisi ekonomi nasional yang melemah, tampaknya tak mempengaruhi industri kosmetik dan obat tradisional dalam negeri. Omset, nilai ekspor maupun penyerapan tenaga kerja di kedua sektor ini diprediksi tumbuh besar sepanjang 2013 ini.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Benny Wachjudi menuturkan omzet industri kosmetik diprediksi naik mencapai Rp 11,2 triliun atau tumbuh 15% dari 2012 yang sebesar Rp 9,7 triliun. Dengan nilai ekspor melonjak tajam dari Rp 3 triliun menjadi Rp 9 triliun.
Dari sisi tenaga kerja, Indonesia memiliki 760 industri kosmetik yang tersebar di berbagai wilayah. Jumlah penyerapan tenaga kerjanya mencapai 75 ribu orang secara langsung dan 600 ribu orang yang bekerja di bidang pemasaran.
"Ini menggembirakan baik dari sisi kapasitas produksi, omzet, penjualan, variasi produk, perolehan devisa dan tenaga kerja sehingga dapat dijadikan sebagai industri andalan yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional," ujar dia Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Peningkatan yang sama juga terjadi pada produk-produk obat tradisional dalam negeri. Sampai akhir 2012, omzet obat tradisional mencapai Rp 13 triliun. Pada 2015, diperkirakan naik menjadi Rp 20 triliun dengan nilai ekspor mencapai Rp 16 triliun.
Hingga saat ini sendiri, didalam negeri terdapat sekitar 79 industri obat tradisional (IOT), 1.380 usaha menengah obat tradisional (UMOT) dan usaha kecil obat tradisional (UKOT). "Ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia terutama Pulau Jawa yang juga mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja," lanjutnya.
Sebab itu, Benny berjanji, pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah berinvestasi di Indonesia, serta memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Gelar Pameran
Langkah menggenjot industri kosmetik dan obat, Kemenperin menggelar Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional di Plasa Industri Gedung Kemenperin, Jakarta Selatan.
Pameran ini menampilkan berbagai macam produk kosmetik dan obat tradisional yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Pameran ini sendiri akan berlangsung selama 4 hari yaitu mulai hari ini, 3-6 September 2013.
"Ini untuk mempromosikan industri kosmetik dan obat tradisional yang telah mampu memproduksi dengan kualitas baik sesuai standar Good Manufacturing Practice," ujar Sekretaris Direktorat Jenderaln Basis Industri Manufaktur Kemenperin Setyo Hartono.
Pemeran ini diikuti 47 perusahaan yang terdiri dari 35 perusahaan kosmetik dan 12 perushaan obat tradisional serta 5 instansi pemerintahan yaitu Kementerian Kesehatan, Badan POM, Balai Besar Kimia dan Kemasan, Balai Besar Industri Agro, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara.
Hartono menjelaskan bahwa para peserta pameran ini sendiri adalah pelaku industri yang telah mendapatkan sertifikasi, telah menerapkan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari Badan POM. "Sehingga beberapa diantaranya telah mampu mengekspor produknya keluar negeri," lanjut dia.
Dia berharap dengan adanya pameran ini akan mampu mendorong penggunaan atau pemakaian produk dalam negeri sehingga produk kosmetik dan obat tradisional mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri. (Dny/Nur)
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Benny Wachjudi menuturkan omzet industri kosmetik diprediksi naik mencapai Rp 11,2 triliun atau tumbuh 15% dari 2012 yang sebesar Rp 9,7 triliun. Dengan nilai ekspor melonjak tajam dari Rp 3 triliun menjadi Rp 9 triliun.
Dari sisi tenaga kerja, Indonesia memiliki 760 industri kosmetik yang tersebar di berbagai wilayah. Jumlah penyerapan tenaga kerjanya mencapai 75 ribu orang secara langsung dan 600 ribu orang yang bekerja di bidang pemasaran.
"Ini menggembirakan baik dari sisi kapasitas produksi, omzet, penjualan, variasi produk, perolehan devisa dan tenaga kerja sehingga dapat dijadikan sebagai industri andalan yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional," ujar dia Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Peningkatan yang sama juga terjadi pada produk-produk obat tradisional dalam negeri. Sampai akhir 2012, omzet obat tradisional mencapai Rp 13 triliun. Pada 2015, diperkirakan naik menjadi Rp 20 triliun dengan nilai ekspor mencapai Rp 16 triliun.
Hingga saat ini sendiri, didalam negeri terdapat sekitar 79 industri obat tradisional (IOT), 1.380 usaha menengah obat tradisional (UMOT) dan usaha kecil obat tradisional (UKOT). "Ini tersebar diseluruh wilayah Indonesia terutama Pulau Jawa yang juga mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja," lanjutnya.
Sebab itu, Benny berjanji, pemerintah akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif agar dunia usaha tetap bergairah berinvestasi di Indonesia, serta memiliki daya saing yang tinggi sehingga mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Gelar Pameran
Langkah menggenjot industri kosmetik dan obat, Kemenperin menggelar Pameran Industri Kosmetik dan Obat Tradisional di Plasa Industri Gedung Kemenperin, Jakarta Selatan.
Pameran ini menampilkan berbagai macam produk kosmetik dan obat tradisional yang berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Pameran ini sendiri akan berlangsung selama 4 hari yaitu mulai hari ini, 3-6 September 2013.
"Ini untuk mempromosikan industri kosmetik dan obat tradisional yang telah mampu memproduksi dengan kualitas baik sesuai standar Good Manufacturing Practice," ujar Sekretaris Direktorat Jenderaln Basis Industri Manufaktur Kemenperin Setyo Hartono.
Pemeran ini diikuti 47 perusahaan yang terdiri dari 35 perusahaan kosmetik dan 12 perushaan obat tradisional serta 5 instansi pemerintahan yaitu Kementerian Kesehatan, Badan POM, Balai Besar Kimia dan Kemasan, Balai Besar Industri Agro, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara.
Hartono menjelaskan bahwa para peserta pameran ini sendiri adalah pelaku industri yang telah mendapatkan sertifikasi, telah menerapkan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari Badan POM. "Sehingga beberapa diantaranya telah mampu mengekspor produknya keluar negeri," lanjut dia.
Dia berharap dengan adanya pameran ini akan mampu mendorong penggunaan atau pemakaian produk dalam negeri sehingga produk kosmetik dan obat tradisional mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri. (Dny/Nur)