Sukses

Selisih Kurs Rupiah BI & Pasar Spot Akibat Suplai Dolar Terbatas

Selisih nilai tukar rupiah antara pasar spot dan Bank Indonesia (BI) yang cukup jauh mulai berdampak bagi seluruh sektor industri.

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai selisih nilai tukar rupiah antara pasar spot dan Bank Indonesia (BI) yang cukup jauh memberikan selisih yang bisa berdampak bagi seluruh sektor industri. Kondisi tersebut disebabkan akibat keterbatasan stok dolar yang terbatas.

"Memang harus mengurangi gap antara kurs BI dan di pasar spot. Tidak ada cara lain kecuali memperbaiki pondasinya," ujar Kepala Pelaksana Tugas (Plt) BKF, Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Rabu (4/9/2013).

Lebih jauh Bambang menjelaskan, dua cara untuk mengurangi gap tersebut terkait persoalan defisit transaksi berjalan (current account) dan inflasi.  "Ini yang harus diperbaiki kalau ingin memperoleh kestabilan nilai mata uang rupiah. Sehingga mampu memperkecil jarak (kurs BI dengan di pasar spot," ujarnya.

Meski selisih kurs rupiah akan memberikan tekanan pada seluruh sektor, Kemenkeu mengatakan masalah yang sedang dihadapi saat ini adalah ketersediaan dolar.

"Masalah sekarang, suplai dolarnya cukup atau tidak. Kalau mungkin nilai tukar di luar itu menjadi lebih besar, bisa karena dolar terbatas atau ada orang yang mencari kesempatan," ucap Bambang.

Permasalahan ini, sambung dia, tidak bisa dikontrol oleh pemerintah dan harus melalui kepercayaan pasar yang dipicu lebih meningkat. "Tidak ada patokan gap kurs yang ideal. Paling penting adalah meningkatkan kepercayaan pasar dengan memperkuat kembali nilai tukar rupiah," kata Bambang. (Fik/Ndw)