Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Sutarto Alimoeso mengingatkan Indonesia agar lebih berhati-hati dalam menjaga ketersediaan beras hingga akhir tahun. Bila tidak, perusahaan pelat merah ini terpaksa harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan beras pada awal tahun depan.
"Kita harus hati-hati menjaga harga beras. Pengadaan beras tahun ini masih seperti tahun lalu. Dan kalau bertahan sampai Desember tidak perlu impor," ujarnya usai Rapat Koordinasi Terbatas di Gedung Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2013).
Bulog melaporkan, hingga akhir tahun masih ada porsi beras miskin (Raskin) lebih dari 1 juta ton yang perlu segera disediakan. Kebutuhan ini diharapkan berasal dari penyerapan beras dari dalam negeri yang ditargetkan mencapai 700ribu-800 ribu ton.Â
Namun Bulog mengaku pesimistis bisa mencapai target itu mengingat penyerapan beras dalam negeri diperkirakan hanya 300 ribu ton.
"Masih ada Raskin ke-15. Itu berarti 6 kali 230 ribu ton jadi sekitar 1,3 juta ton. Itu yang harus disediakan. Tapi kalaupun ada impor untuk stok awal tahun depan," lanjutnya.
Meski demikian, Bulog menjamn stok beras sampai akhir tahun masih tersedia 2 juta ton dengan komposisi sebagian dimiliki oleh pemerintah dan Bulog. Stok beras tersebut masih lebih kecil dibandingkan setahun lalu. "Tahun lalu malah lebih 2,3 juta," tandasnya. (Dny/Shd)
Hati-hati, Bulog Impor Beras Lagi Jika Ketersediaan Tak Dijaga
Bulog mengingatkan pemerintah lebih berhati-hati dalam menjaga ketersediaan beras hingga akhir tahun.
Advertisement