Sukses

Importir Ngaku Susah Saat Cari Kedelai Impor

Importir mengaku untuk memastikan ketersediaan kedelai selama ini sendiri bukanlah perkara yang mudah.

Importir menegaskan lonjakan harga kedelai yang terjadi belakangan ini bukanlah merupakan permainan importir. Kenaikan harga semata-mata efek dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), negara pengekspor kedelai terbesar ke Indonesia.

Menurut dia, apa yang dilakukan importir untuk memastikan ketersediaan kedelai selama ini sendiri bukanlah perkara yang mudah.

"Perlu dipahami kalau orang mau kerjasama harus equal. Ada yang jumlah kontainernya puluhan, satuan, atau menggunakan kapal. Ini semua tidak mungkin disatukan karena skalanya berbeda. Belum lagi kualitas barang, di mana tiap importir punya karakteristik kedelai," ujar dia di Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Selain itu, dia juga menepis anggapan adanya kerjasama antar sesama importir untuk melakukan permainan harga sehingga terjadi lonjakan seperti sekarang.

Karena menurutnya, justru sesama importir sendiri banyak diantara mereka yang tidak saling mengenal satu sama lain.

"Dari pengalaman saya, para anggota tidak saling mengenal. Artinya mereka kenal nama, perusahaan, tapi tidak kenal fisik. Dari asosiasi kami menekankan demikian," lanjut dia.

Dia mengatakan sebenarnya asosiasi sendiri tidak senang dengan adanya kenaikan harga. Bila dolar masih menguat dinilai wajar jika harga kedelai terus naik.

"Importir memikirkan upaya solusi meringankan perajin tahu tempe ini. Kalau stok tetap tersedia, apalagi ada kebijakan baru dengan tidak membatasi importir, kebutuhan kedelai tidak akan terjadi kekurangan pasokan. Tapi paling kurs dolar stabil dulu, sehingga diperhitungkan secara pasti harga permanen yang dijual ke perajin," jelasnya.

Di sisi lain, asosiasi mengatakan para perajin tempe tahu terpaksa menaikan harga jual produknya karena lonjakan harga bahan baku, maka kenaikan tersebut juga harus diimbangi peningkatan kualitas mutu produk tempe tahu yang mereka jual.

"Kita berharap produksi tempe bisa ditingkatkan kualitas, life time, packaging sehingga bisa tahan lama. Dengan demikian harga bisa disesuaikan lebih tinggi," tandas Yus'an. (Dny/Nur)