Sukses

Hati-hati! Sifat Perfeksionis Bisa Hancurkan Karir Anda

Kesempurnaan ternyata bukanlah bumbu rahasia untuk mencapai kesuksesan. Faktanya, mengejar kesempurnaan hanya akan mengacaukan karir Anda.

Menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna seringkali menjadi target banyak orang dalam berkarir. Sayang sekali, kesempurnaan ternyata bukan salah satu  bumbu rahasia untuk mencapai kesuksesan. Faktanya, mengejar kesempurnaan hanya akan mengacaukan karir Anda.

Seperti dilansir dari Business Insider, Jumat (6/9/2013), konotasi negatif dari perfeksionisme mungkin tak akan langsung terasa mengingat penganutnya selalu berusaha menyelesaikan apapun dan menganggapnya mungkin. Memang benar, mengawasi dan meninjau sebuah tugas hingga diselesaikan dengan sempurna bisa menciptakan kesenangan sendiri.

Namun kenyataannya, Anda banyak kehilangan waktu sendiri dan berpotensi mengganggu manajer, rekan kerja, atau klien bahkan konsumen. Lagipula apa yang diharapkan dari kesempurnaan kerja di mana kata `sempurna` sendiri sangat subjektif, tergantung bagaimana orang menilainya.
           
Berikut tujuh hal negatif dari sikap perfeksionis dalam berkarir:

1. Kerja keras bukan berarti sempurna

Untuk beberapa alasan, hubungan kerja keras dan kesempurnaan karir seringkali menjadi pedoman hidup para perfeksionis. Padahal bekerja keras untuk membuat senang para klien dan bos tak sama dengan mencapai kesempurnaan kerja.

Kenyataannya, membuang banyak waktu untuk berusaha menyenangkan bos, klien, atau rekan kerja justru bisa membuat semuanya merasa tak nyaman. Anda masih dapat bekerja dengan tenang tapi disenangi orang sekantor.

2. Butuh banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan

Bertindak sebagai perfeksionis akan menghabiskan waktu lebih lama dalam menyelesaikan pekerjaan. Semakin banyak waktu yang Anda habiskan semakin sering Anda merasa ada yang kurang dalam pekerjaan Anda. Artinya, semakin sedikit waktu Anda untuk membereskan tugas lain.

Akhirnya Anda malah harus mengambil waktu ekstra agar bisa menyelesaikannya tepat waktu. Pahami kapan tugas Anda harus selesai dan jangan buang-buang waktu untuk terus membenahinya.

3. Melakukan lebih banyak pekerjaan daripada seharusnya

Pertanyaannya, mengapa Anda harus bersusah payah mengerjakan tugas yang Anda bahkan tidak dibayar untuk melakukannya. Menyelesaikan pekerjaan Anda sesuai dengan seharusnya dapat menjamin kesuksesan.

4. Tak percaya pada rekan kerja

Anda berada dalam masalah saat sifat perfeksionisme mengganggu kepercaan Anda pada rekan kerja. Anda ingin mengerjakan semuanya sendiri. Padahal ada beberapa pekerjaan yang baiknya di delegasikan pada orang lain. Berkolaborasi dan koordinasi yang baik dengna teman kerja Anda akan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik dari `sempurna`.

5. Tak efisien saat bekerja

Waktu adalah uang. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan pada satu aspek dalam sebuah pekerjaan bisa merugikan banyak pihak di kantor Anda. Lebih baik Anda fokus pada hal-hal penting yang bisa membantu Anda menyelesaikan pekerjaan. Jika Anda terlalu memperhatikan hal-hal kecil, bisa jadi banyak peluang penting lain yang terlewatkan.

6. Selalu panik dan takut

Obsesi untuk menjadi sempurna membuat Anda selalu bekerja dalam kondisi panik dan serba ketakutan. Gagal merupakan hal yang wajar. Anda mungkin tak tahu, sesuatu yang Anda nilai biasa saja bisa jadi sesuatu yang sempurna bagi orang lain. Kadang berhenti bersikap perfeksionis akan berisiko tinggi.

7. Banyak pekerjaan yang kacau

Rasa ingin sempurna menyebabkan tekanan, kecemasan dan frustrasi yang memperburuk kesehatan Anda. Dengan karakter seperti itu, Anda akan berpikir tentang pekerjaan di manapun Anda berada. (Sis/Ndw)