Nilai tukar dolar AS yang kian perkasa hingga menembus angka di atas Rp 11 ribu selama dua pekan ini mengakibatkan terjadi koreksi harga beli komponen impor. PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) pun megap-megap karena nggak punya stok dolar AS untuk beli komponen impor.
Direktur Produksi INKA Hendy Hendratni Adji pihaknya tidak mempunyai stok dolar mengingat INKA selalu memperoleh bantuan pembiayaan proyek dari perbankan dengan meminjam uang berdenominasi rupiah.
"Makanya sangat terasa sekali kalau buka Letter of Credit (LC) pakai dolar AS tapi pembayarannya harus menggunakan rupiah," pungkas dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/9/2013). .
Menurut Hendy, dolar AS yang dijadikan patokan harga terakhir adalah Rp 9.200. Sehingga kalau harga dolar kini pada kisaran Rp.12.000 atau terjadi penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS sebesar 30%.
Kalau kandungan impor berkisar 35-55% maka prakiraan dampak kenaikan harga komponen terhadap harga produk sekitar 12-16% dengan asumsi harga komponen lokal juga mengalami kenaikan dibawah 10%.
"Tapi kita berusaha untuk menekan dampak kenaikan harga tersebut dengan mengefisienkan proses produksi dan mencari alternatif komponen yang punya harga lebih kompetitif, tanpa mengurangi kualitas produk tersebut," ujar Hendy. (Fik/Igw)
Baca Juga:
Wow! Rupiah Sebulan Mendatang Ditawar 11.910 per Dolar AS
"Perlahan Tapi Pasti Rupiah akan Melemah"
Rupiah Anjlok, Kekayaan Dahlan Iskan Tergerus 30%
Direktur Produksi INKA Hendy Hendratni Adji pihaknya tidak mempunyai stok dolar mengingat INKA selalu memperoleh bantuan pembiayaan proyek dari perbankan dengan meminjam uang berdenominasi rupiah.
"Makanya sangat terasa sekali kalau buka Letter of Credit (LC) pakai dolar AS tapi pembayarannya harus menggunakan rupiah," pungkas dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/9/2013). .
Menurut Hendy, dolar AS yang dijadikan patokan harga terakhir adalah Rp 9.200. Sehingga kalau harga dolar kini pada kisaran Rp.12.000 atau terjadi penurunan nilai rupiah terhadap dolar AS sebesar 30%.
Kalau kandungan impor berkisar 35-55% maka prakiraan dampak kenaikan harga komponen terhadap harga produk sekitar 12-16% dengan asumsi harga komponen lokal juga mengalami kenaikan dibawah 10%.
"Tapi kita berusaha untuk menekan dampak kenaikan harga tersebut dengan mengefisienkan proses produksi dan mencari alternatif komponen yang punya harga lebih kompetitif, tanpa mengurangi kualitas produk tersebut," ujar Hendy. (Fik/Igw)
Baca Juga:
Wow! Rupiah Sebulan Mendatang Ditawar 11.910 per Dolar AS
"Perlahan Tapi Pasti Rupiah akan Melemah"
Rupiah Anjlok, Kekayaan Dahlan Iskan Tergerus 30%