Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan mengaku menyiapkan 2 opsi untuk mengatasi kenaikan harga kacang kedelai yang membuat perajin tahu dan tempe gelisah dan melakukan aksi mogok, salah satunya di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.
Gita menuturkan, upaya mengatasi kenaikan harga kedelai dalam jangka panjang adalah melalui kenaikan produksi kedelai dalam negeri.
"Produksi yang di dalam negeri tidak ada yang digunakan dalam pembuatan kedelai. Kedepannya kita akan tingkatkan produksi kedelai dalam negeri," kata Gita saat menjumpai pengrajin tempe dan tahu di Kawasan Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (PRIKOPTI) Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (9/9/2013).
Menurut Gita, kenaikan produksi dalam negeri juga untuk menghemat pengeluaran pemerintah terkait impor kedelai dari luar negeri yang berlangsung tiap tahun.
Seperti diketahui, impor kacang kedelai untuk produksi tahu dan tempe mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika nilai tukar rupiah naik terhadap dolar, maka harga impor kacang kedelai juga ikut terkerek.
Adapun langkah jangka pendeknya, tambah Gita, pihaknya akan kembali melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk urusan tata jual kedelai. Saat ini kepengurusan tata jual kedelai masih dipegang pihak swasta.
"Saya sepakat dengan aspirasi dan himbauan para perajin (tempe dan tahu) di sini bahwa Bulog segera dilibatkan dalam tata jual kedelai. Tapi jika Bulog diberdayakan nanti, saya juga menghimbau kepada petani-petani untuk tidak lupa meningkatkan produksi," tegas dia. (Han/Nur)
Gita menuturkan, upaya mengatasi kenaikan harga kedelai dalam jangka panjang adalah melalui kenaikan produksi kedelai dalam negeri.
"Produksi yang di dalam negeri tidak ada yang digunakan dalam pembuatan kedelai. Kedepannya kita akan tingkatkan produksi kedelai dalam negeri," kata Gita saat menjumpai pengrajin tempe dan tahu di Kawasan Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (PRIKOPTI) Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (9/9/2013).
Menurut Gita, kenaikan produksi dalam negeri juga untuk menghemat pengeluaran pemerintah terkait impor kedelai dari luar negeri yang berlangsung tiap tahun.
Seperti diketahui, impor kacang kedelai untuk produksi tahu dan tempe mengikuti kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar. Jika nilai tukar rupiah naik terhadap dolar, maka harga impor kacang kedelai juga ikut terkerek.
Adapun langkah jangka pendeknya, tambah Gita, pihaknya akan kembali melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk urusan tata jual kedelai. Saat ini kepengurusan tata jual kedelai masih dipegang pihak swasta.
"Saya sepakat dengan aspirasi dan himbauan para perajin (tempe dan tahu) di sini bahwa Bulog segera dilibatkan dalam tata jual kedelai. Tapi jika Bulog diberdayakan nanti, saya juga menghimbau kepada petani-petani untuk tidak lupa meningkatkan produksi," tegas dia. (Han/Nur)