Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menyebutkan luas areal perkebunan karet Indonesia paling luas di dunia.
Ironisnya, areal tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, padahal prospek industri karet di masa datang dinilai cukup baik sejalan dengan bergesernya konsumsi karet dunia dari Eropa dan Amerika ke Asia seperti China dan India.
Hidayat menyebutkan luas area karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektar (ha). Sebagian besar merupakan perkebunan milik rakyat dengan produksi karet per tahun sebesar 2,7 juta ton.
"Tetapi produksi Indonesia baru mencapai 1 ton per ha, ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia sebesar 1,3 ton per ha dan Thailand 1,9 ton per ha," ujar dia saat pembukaan Pameran Produk Karet dan Plastik di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Menurut Hidayat, tantangan yang dihadapi industri ini berkaitan dengan pembinaan terhadap petani karet untuk bisa meningkatkan produktivitas serta hilirisasi produk crumb rubber dan lateks menjadi produk karet hilir yang bernilai tambah tinggi.
Meski demikian, industri ini mampu menyerap tenaga kerja di sektor on farm kurang lebih 2,1 juta orang dan di sektor off farm mencapai 100 ribu orang.
"Hal ini tentu saja merupakan peluang bagi industri karet nasional untuk terus berproduksi maksimal," tandasnya. (Dny/Nur)
Ironisnya, areal tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, padahal prospek industri karet di masa datang dinilai cukup baik sejalan dengan bergesernya konsumsi karet dunia dari Eropa dan Amerika ke Asia seperti China dan India.
Hidayat menyebutkan luas area karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektar (ha). Sebagian besar merupakan perkebunan milik rakyat dengan produksi karet per tahun sebesar 2,7 juta ton.
"Tetapi produksi Indonesia baru mencapai 1 ton per ha, ini masih lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia sebesar 1,3 ton per ha dan Thailand 1,9 ton per ha," ujar dia saat pembukaan Pameran Produk Karet dan Plastik di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Menurut Hidayat, tantangan yang dihadapi industri ini berkaitan dengan pembinaan terhadap petani karet untuk bisa meningkatkan produktivitas serta hilirisasi produk crumb rubber dan lateks menjadi produk karet hilir yang bernilai tambah tinggi.
Meski demikian, industri ini mampu menyerap tenaga kerja di sektor on farm kurang lebih 2,1 juta orang dan di sektor off farm mencapai 100 ribu orang.
"Hal ini tentu saja merupakan peluang bagi industri karet nasional untuk terus berproduksi maksimal," tandasnya. (Dny/Nur)