Sukses

Ekonomi RI Diprediksi Akan Kembali Pulih, Berikut Indikatornya

PT Danareksa (Persero) optimistis gejolak pasar keuangan dan ekonomi Indonesia akan kembali membaik pada tahun depan beberapa indikator.

PT Danareksa (Persero) optimistis gejolak pasar keuangan dan ekonomi Indonesia akan kembali membaik pada tahun depan beberapa indikator. Perkiraan ini juga diiringi keyakinan fundamental Indonesia masih cukup kuat.

Presiden Direktur Danareksa, Heru D Adhiningrat mengungkapkan bangsa ini tengah mengalami kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menembus Rp 11.925 serta Indeks Harga Saham Gabungan yang sempat jatuh ke level 4.000 beberapa bulan lalu.

"Beberapa analis juga mengekspektasikan pelemahan rupiah dan indeks akan terus berlanjut, sehingga dikhawatirkan nilai investasi mengalami penurunan," ujar dia dalam acara Danareksa Macro Forum di Jakarta, Selasa (11/9/2013).

Berbeda, Heru justru optimistis kondisi ekonomi Indonesia akan kembali membaik seiring pemulihan ekonomi dunia.

"Kami tidak sepenuhnya sepakat dengan pendapat mereka (analis), karena gejolak ini akan mereda. Fundamental bangsa ini juga masih kuat dan tidak menunjukkan ekonomi kita dalam fase resesi," paparnya.

Meredanya badai ekonomi global diprediksi Heru akan ditopang dari faktor eksternal maupun internal. Indikatornya, antara lain :

1. Ekonomi AS, Jepang, Eropa mulai membaik, sehingga membuka peluang ekspor Indonesia ke negara tersebut. Kondisi itu juga mendorong perbaikan kinerja China, India sebagai pasar utama ekspor negara ini. Didukung pula dengan pemulihan harga komoditas.

2. Keringanan industri padat karya berupa pemberian insentif, pencabutan kuota ekspor mineral dan pangan.

3. Perlambatan ekonomi Indonesia yang mengoreksi target pertumbuhan ekonomi dari 6,3% menjadi 5,9% pada tahun ini akan memperlambat impor, terutama minyak dan gas (migas).

Juga kebijakan kenaikan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), penggunaan biodiesel akan mengurangi impor ke depan.

4. Perlambatan impor akan berdampak positif kepada neraca perdagangan sehingga dapat menekan defisit transaksi berjalan.

5. Paket kebijakan valas, dan mempermudah perizinan, insentif pajak akan mendorong aliran investasi asing (foreign direct investment/FDI) serta memperkuat nilai tukar rupiah ke depan.

Tidak ada lagi keraguan dari investor, dan Indonesia akan tetap menjadi tujuan investasi karena mempunyai fundamental ekonomi cukup kuat. (Fik/Nur)
Video Terkini