PT Semen Baturaja Tbk mengaku harus merogoh kocek lebih banyak untuk merealisasikan pembangunan pabrik semen baturaja II dari rencana awal sebesar Rp 2,5 triliun. Ini terjadi akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak beberapa bulan lalu.
Direktur Utama Semen Baturaja, Pamudji Rahardjo menuturkan, perkiraan investasi pembangunan pabrik sekitar hampir Rp 2,5 triliun karena memperhitungkan nilai tukar rupiah saat itu sebesar Rp 9.500 per dolar AS.
"Kalau kondisi seperti ini terus, investasi pembangunan pabrik Semen Baturaja II bisa melampaui perkiraan proyeksi awal. Alasannya, karena mesin produksi dari luar negeri dan orang proyek tidak mau dibayar dengan posisi dolar di perkiraan awal," ujarnya saat ditemui di acara Danareksa Macro Forum, Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Ketika dikonfirmasi mengenai besara pembengkakan investasi, dia mengaku tengah menghitung. Sebab nilai tukar rupiah masih berfluktuatif.
"Kami masih hitung-hitungan. Belum bisa dipastikan karena masih fluktuatif. Tapi kami sudah perkirakan kalau dolarnya Rp 10 ribu atau Rp 11 ribu, berapa investasinya," terangnya.
Lebih jauh Pamudji menjelaskan, perseroan telah memperoleh tawaran dari perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nilai beragam supaya perusahaan pelat merah ini dapat melanjutkan rencana pembangunan pabrik.
"Ada yang nawarin Rp 500 miliar hingga Rp 1,5 triliun, sehingga dana tidak masalah. Kami sudah mengajukan proposal ke bank BUMN," ucapnya.
Pembangunan pabrik semen baturaja II, lanjut Pamudji, membutuhkan waktu sekitar 30 bulan dan diperkirakan akan selesai pada 2016.
Pabrik semen baturaja II rencananya akan menelan investasi sebesar Rp 2,5 triliun dan berasal dari hasil penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp 1,2 triliun, kas internal sebesar Rp 1 triliun dan sisanya pinjaman perbankan.
Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi 1,85 juta ton semen per tahun sehingga produksi akan naik menjadi sebesar 3,85 juta ton semen per tahun pada 2016.
Direktur Utama Semen Baturaja, Pamudji Rahardjo menuturkan, perkiraan investasi pembangunan pabrik sekitar hampir Rp 2,5 triliun karena memperhitungkan nilai tukar rupiah saat itu sebesar Rp 9.500 per dolar AS.
"Kalau kondisi seperti ini terus, investasi pembangunan pabrik Semen Baturaja II bisa melampaui perkiraan proyeksi awal. Alasannya, karena mesin produksi dari luar negeri dan orang proyek tidak mau dibayar dengan posisi dolar di perkiraan awal," ujarnya saat ditemui di acara Danareksa Macro Forum, Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Ketika dikonfirmasi mengenai besara pembengkakan investasi, dia mengaku tengah menghitung. Sebab nilai tukar rupiah masih berfluktuatif.
"Kami masih hitung-hitungan. Belum bisa dipastikan karena masih fluktuatif. Tapi kami sudah perkirakan kalau dolarnya Rp 10 ribu atau Rp 11 ribu, berapa investasinya," terangnya.
Lebih jauh Pamudji menjelaskan, perseroan telah memperoleh tawaran dari perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nilai beragam supaya perusahaan pelat merah ini dapat melanjutkan rencana pembangunan pabrik.
"Ada yang nawarin Rp 500 miliar hingga Rp 1,5 triliun, sehingga dana tidak masalah. Kami sudah mengajukan proposal ke bank BUMN," ucapnya.
Pembangunan pabrik semen baturaja II, lanjut Pamudji, membutuhkan waktu sekitar 30 bulan dan diperkirakan akan selesai pada 2016.
Pabrik semen baturaja II rencananya akan menelan investasi sebesar Rp 2,5 triliun dan berasal dari hasil penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp 1,2 triliun, kas internal sebesar Rp 1 triliun dan sisanya pinjaman perbankan.
Pabrik tersebut akan memiliki kapasitas produksi 1,85 juta ton semen per tahun sehingga produksi akan naik menjadi sebesar 3,85 juta ton semen per tahun pada 2016.