Sukses

Uang Senilai Rp 212 Triliun Terbang dari Indonesia

"Mau setinggi apa pun Cadev yang dimiliki, tapi jika dolar yang dimiliki eksportir tidak mau dilepas, tetap saja kurang,"

Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Sugandi memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun ini telah memicu keluarnya dana asing (outflow) dari Indonesia. Diperkirakan dana sekitar US$ 18,5 miliar setara Rp 212.38 triliun telah dibawa pulang pemiliknya kembali ke negaranya.

"Dengan ada tekanan terhadap nilai tukar Rupiah yang terjadi belakangan ini, kita perkirakan ada dana capital outflow yang keluar mencapai US$ 18,5 miliar. Hal itu perlu diperhatikan, khususnya menjaga cadangan devisa yang dimiliki kita," ujar Eric ketika ditemui di Hotel Shangrilla, Jakarta, Selasa (10/9/2013).

Meski dana keluar cukup besar, Eric memastikan, perekonomian Indonesia tidak akan mengalami gangguan. Namun, pemerintah tetap diimbau mewaspadai dana capital outflow karena bisa mempengaruhi kinerja ekonomi yang saat ini sudah mengalami perbaikan.

Standard Chartered mengatakan posisi cadangan devisa (Cadev) Indonesia yang saat ini mencapai US$ 93 miliar masih lebih baik dibandingkan 13 tahun yang lalu, atau ketika krisis moneter melanda kawasan Asia. Kala itu, posisi Cadev pada 1997-1998 berada di level US$ 25 miliar.

Keluarnya dana asing dari Indonesia, lanjutnya, dipicu oleh beberapa faktor. Salah satu pemicu utamanya adalah pemerintah harus menjaga kestabilan ekonomi nasional, khususnya menekan laju impor agar bisa menekan defisit transaksi berjalan.

"Faktornya karena ada Quantitative Easing (QE), tappering, atau domestik yang diakibatkan dari current account deficit, inflasi dan lain-lainnya. Jadi ada gabungan dari lokal maupun lain-lainnya," tegasnya.

Chief Economist Standard Chartered Bank Indonesia, Fauzy Ichsan menambahkan jumlah Cadev sebesar US$ 93 masih cukup untuk meredam gejolak ekonomi yang terjadi saat ini. Namun dana tersebut harus didukung langkah eksportir dan importir yang rela melepas dolar Amerika Serikat (AS) ke pasar.

"Mau setinggi apa pun cadev yang dimiliki, tapi dolar yang dimiliki eksportir tidak mau dilepas tetap saja kurang," tegasnya.

Dia menjelaskan, kondisi yang terjadi saat ini adalah permintaan dolar AS lebih besar jika dibandingkan pasokan. Untuk bisa membuat pemilik dolar AS melepas dananya, pemerintah diimbau memberikan insentif yang lebih kepada eksportir. (Dis/Shd)
Video Terkini