Berapa jumlah uang yang Anda butuhkan untuk membeli seekor ayam?. Tentu tak lebih dari Rp 50 ribu bukan?. Namun Paul Bradshaw, seorang peternak unggas asal Florida, Amerika Serikat (AS) menjual seekor ayam dengan harga US$ 2.500 atau setara dengan Rp 28,08 juta di Greenfire Farms.
Menakjubkannya, unggas super mahal tersebut merupakan Ayam Cemani asal Indonesia yang ternyata sangat diminati di AS.
Seperti melansir Business Insider, Rabu (11/9/2013), ayam tersebut merupakan unggas langka yang paling banyak dipesan sepanjang hidupnya sebagai peternak.
Bahkan Editor utama majalah Food & Wine, Dana Cowin mengatakan Bradshaw kebanjiran pesanan untuk ayam langka asal Indonesia tersebut. Hingga saat ini masih dipantau apakah ada pasar khusus untuk Ayam Cemani.
Bradshaw merupakan peternak pertama ayam berwarna hitam ini di AS dan tak pernah mendapatkan lonjakan pesanan seperti yang terjadi pada Ayam Cemani. Menurutnya ayam tersebut masih sulit untuk diperoleh hingga awal 2014.
Harga per pasang ayam dijual seharga US$ 5.000 atau Rp 56,17 juta. Cowin juga menyampaikan beberapa alasan mengapa harganya begitu mahal.
"Semua bagian ayam tersebut berwarna hitam, kulitnya, bulunya, seluruh bagian badannya termasuk dagingnya juga berwarna hitam. Jadi ayamnya sangat spesial, dan langka," jelas Cowin.
Para kolektor terpesona pada ayam cemani karena kecantikannya, keeksotisannya dan kesulitan mendapatkan unggas tersebut.
Greenfire Farms mengungkapkan, pihaknya mempu mengimpor Ayam Cemani secara legal meskipun undang-undang ekspor AS melarang pengiriman ayam hidup dari Indonesia.
Di Indonesia, ayam jinak tersebut dapat terkenal di Asia karena kekuatan mistik dari daging hitamnya. Secara tradisi, Ayam Cemani dimakan sebagai bagian dari berbagai ritual.
Jadi meskipun unggas langka ini masih relatif murah di Indonesia, kelezatannya masih belum bisa dirasakan di AS sampai stoknya tersedia dalam jumlah besar.
Bradshaw berharap populasinya cepat berkembang dan harganya akan turun. Kemudian ayam tersebut dapat dijual di pasar-pasar daging, khususnya di pasar Asia dan AS.
Sementara Cowin mengatakan, Anda dapat mengembangbiakkan bahkan memakannya, tapi harganya bisa membuat para pembeli berpikir dua kali untuk menyembelihnya.
"Dengan harga setinggi itu, Anda mungkin tak akan langsung memakannya. Pasarnya belum luas tapi akan cepat berkembang," jelasnya.
Menurut dia, Bradshaw pengimpor ayam tersebut menerima pesanan dalam jumlah lebih besar untuk ayam langka ini dibandingkan jenis ayam lainnya. Cowin mengatakan, ini memang masanya ayam. (Sis/Nur)
Menakjubkannya, unggas super mahal tersebut merupakan Ayam Cemani asal Indonesia yang ternyata sangat diminati di AS.
Seperti melansir Business Insider, Rabu (11/9/2013), ayam tersebut merupakan unggas langka yang paling banyak dipesan sepanjang hidupnya sebagai peternak.
Bahkan Editor utama majalah Food & Wine, Dana Cowin mengatakan Bradshaw kebanjiran pesanan untuk ayam langka asal Indonesia tersebut. Hingga saat ini masih dipantau apakah ada pasar khusus untuk Ayam Cemani.
Bradshaw merupakan peternak pertama ayam berwarna hitam ini di AS dan tak pernah mendapatkan lonjakan pesanan seperti yang terjadi pada Ayam Cemani. Menurutnya ayam tersebut masih sulit untuk diperoleh hingga awal 2014.
Harga per pasang ayam dijual seharga US$ 5.000 atau Rp 56,17 juta. Cowin juga menyampaikan beberapa alasan mengapa harganya begitu mahal.
"Semua bagian ayam tersebut berwarna hitam, kulitnya, bulunya, seluruh bagian badannya termasuk dagingnya juga berwarna hitam. Jadi ayamnya sangat spesial, dan langka," jelas Cowin.
Para kolektor terpesona pada ayam cemani karena kecantikannya, keeksotisannya dan kesulitan mendapatkan unggas tersebut.
Greenfire Farms mengungkapkan, pihaknya mempu mengimpor Ayam Cemani secara legal meskipun undang-undang ekspor AS melarang pengiriman ayam hidup dari Indonesia.
Di Indonesia, ayam jinak tersebut dapat terkenal di Asia karena kekuatan mistik dari daging hitamnya. Secara tradisi, Ayam Cemani dimakan sebagai bagian dari berbagai ritual.
Jadi meskipun unggas langka ini masih relatif murah di Indonesia, kelezatannya masih belum bisa dirasakan di AS sampai stoknya tersedia dalam jumlah besar.
Bradshaw berharap populasinya cepat berkembang dan harganya akan turun. Kemudian ayam tersebut dapat dijual di pasar-pasar daging, khususnya di pasar Asia dan AS.
Sementara Cowin mengatakan, Anda dapat mengembangbiakkan bahkan memakannya, tapi harganya bisa membuat para pembeli berpikir dua kali untuk menyembelihnya.
"Dengan harga setinggi itu, Anda mungkin tak akan langsung memakannya. Pasarnya belum luas tapi akan cepat berkembang," jelasnya.
Menurut dia, Bradshaw pengimpor ayam tersebut menerima pesanan dalam jumlah lebih besar untuk ayam langka ini dibandingkan jenis ayam lainnya. Cowin mengatakan, ini memang masanya ayam. (Sis/Nur)