Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan angkat bicara soal tiga importir yang diduga terlibat kartel kedelai, yakni PT FKS Multi Agro, PT Gerbang Cahaya Utama dan PT Budi Semesta Satria.
"Yang penting selama ini mereka, semuanya atau bukan tiga saja berupaya mendukung stabilisasi harga," ujarnya saat ditemui sebelum Forum Peningkatan Ekspor Manufaktur di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Namun Gita mengaku telah merelaksasi (jatah kuota) sesuai permintaan para importir kedelai. "Kami sudah merelaksasi sesuai permintaan masing-masing sehingga tidak ada keberpihakan lagi," terang dia.
Sebelumnya, Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) besarnya kuota impor yang diberikan kepada salah satu perusahaan mampu menimbulkan potensi monopoli atau biasa disebut kartel.
Saat ini PT FKS Multi Agro mendapat jatah importir terbesar dengan porsi 210.600 ton atau sekitar 46,71%, PT Gerbang Cahaya Utama kebagian jatah 46.500 ton atau 10,31% dan PT Budi Semesta Satria sebesar 42.000 ton atau 9,31%.
"Dari data tersebut jelas terlihat terdapat satu perusahaan yang memegang pangsa terbesar, cenderung monopoli, dan dari kuota impor kedelai dari ketiga perusahaan tersebut mencapai 66,33% yang cenderung membentuk kartel," papar Direktur INDEF Enny Sri Hartati.
Tiga perusahaan swasta itu tercatat memiliki kuota impor paling besar dari total pengajuan impor sebanyak 886.200 ton.
"Mengatasi jangka pedek, pemerintah harus panggil pemegang impor itu, kalau memang mereka pemegang kuota impor terbesar kan tinggal banjiri saja pasar," ujar Ekonom Didik J Rachbini. (Fik/Ndw)
"Yang penting selama ini mereka, semuanya atau bukan tiga saja berupaya mendukung stabilisasi harga," ujarnya saat ditemui sebelum Forum Peningkatan Ekspor Manufaktur di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Namun Gita mengaku telah merelaksasi (jatah kuota) sesuai permintaan para importir kedelai. "Kami sudah merelaksasi sesuai permintaan masing-masing sehingga tidak ada keberpihakan lagi," terang dia.
Sebelumnya, Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) besarnya kuota impor yang diberikan kepada salah satu perusahaan mampu menimbulkan potensi monopoli atau biasa disebut kartel.
Saat ini PT FKS Multi Agro mendapat jatah importir terbesar dengan porsi 210.600 ton atau sekitar 46,71%, PT Gerbang Cahaya Utama kebagian jatah 46.500 ton atau 10,31% dan PT Budi Semesta Satria sebesar 42.000 ton atau 9,31%.
"Dari data tersebut jelas terlihat terdapat satu perusahaan yang memegang pangsa terbesar, cenderung monopoli, dan dari kuota impor kedelai dari ketiga perusahaan tersebut mencapai 66,33% yang cenderung membentuk kartel," papar Direktur INDEF Enny Sri Hartati.
Tiga perusahaan swasta itu tercatat memiliki kuota impor paling besar dari total pengajuan impor sebanyak 886.200 ton.
"Mengatasi jangka pedek, pemerintah harus panggil pemegang impor itu, kalau memang mereka pemegang kuota impor terbesar kan tinggal banjiri saja pasar," ujar Ekonom Didik J Rachbini. (Fik/Ndw)