Ayam Cemani khas Indonesia kini menjadi incaran para kolektor ayam dunia. Ayam ini sangat spesial karena memiliki warna bulu, kulit, daging, darah sampai tulang-tulangnya hitam pekat.
Demi mendapatkan ayam asal daerah Kedu, Jawa Tengah tersebut, para kolektor ayam rela merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Namun sayang, ayam berbulu hitam itu terancam punah karena jumlahnya yang terus menyusut.
"Jumlahnya relatif sedikit, di bawah 10 ribu ekor. Ayam Cemani ini terancama punah," terang Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (11/9/2013).
Menurut dia, para peternak ayam enggan memelihara ayam cemani karena jumlah peminatnya di dalam negeri yang masih terbatas. "Orang memelihara ayam cemani itu harus punya pelanggan. Kalau tidak ada yang beli, buat apa melihara," ujar dia.
Mengingat terus berkurangnya jumlah ayam cemani di Tanah Air, Don mendesak pemerintah untuk melindungi kelestarian ayam ini agar tidak punah.
"Pemerintah terutama pemerintah daerah, kabupaten dan kota yang punya sumber daya genetik asli, dia harus menganggarkan pendanaan dari APBD. Sayang kalau ayam ini hilang dari peredaran bumi," tutur dia. (Ndw)
Baca Juga:
Di Indonesia Ayam Cemani Tak Dimakan, Tapi buat Sesajen
Ayam Cemani di Luar Negeri Dihargai Rp 28 Juta per Ekor
Demi mendapatkan ayam asal daerah Kedu, Jawa Tengah tersebut, para kolektor ayam rela merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah. Namun sayang, ayam berbulu hitam itu terancam punah karena jumlahnya yang terus menyusut.
"Jumlahnya relatif sedikit, di bawah 10 ribu ekor. Ayam Cemani ini terancama punah," terang Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P Utoyo saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (11/9/2013).
Menurut dia, para peternak ayam enggan memelihara ayam cemani karena jumlah peminatnya di dalam negeri yang masih terbatas. "Orang memelihara ayam cemani itu harus punya pelanggan. Kalau tidak ada yang beli, buat apa melihara," ujar dia.
Mengingat terus berkurangnya jumlah ayam cemani di Tanah Air, Don mendesak pemerintah untuk melindungi kelestarian ayam ini agar tidak punah.
"Pemerintah terutama pemerintah daerah, kabupaten dan kota yang punya sumber daya genetik asli, dia harus menganggarkan pendanaan dari APBD. Sayang kalau ayam ini hilang dari peredaran bumi," tutur dia. (Ndw)
Baca Juga:
Di Indonesia Ayam Cemani Tak Dimakan, Tapi buat Sesajen
Ayam Cemani di Luar Negeri Dihargai Rp 28 Juta per Ekor